Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Aviliani mengatakan market dan infrastruktur merupakan dua hal yang menjadi kendala startup dalam melakukan ekspansi layanan keuangan di luar Pulau Jawa.
Tak hanya itu, Aviliani menyatakan bahwa dengan adanya ekspansi di luar Pulau Jawa juga berpotensi tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan, lantaran market atau pasar di Pulau Jawa dan Sumatra masih menjadi potensi yang terbesar, yakni 70 persen.
Aviliani menuturkan bahwa market menjadi kendala pertama lantaran memiliki market yang kecil untuk di wilayah luar Pulau Jawa, yakni hanya sebesar 30 persen.
“Kendalanya satu, market-nya kecil. Kalau market-nya kecil, biayanya terlalu mahal,” ujar Aviliani kepada Bisnis, Senin (11/10/2021).
Kemudian, infrastruktur menjadi kendala kedua dalam melakukan ekspansi layanan keuangan di luar Pulau Jawa.
“Infrastuktur di luar Jawa kalau dilihat dari data menunjukkan hampir 60 persen untuk akses infrastruktur internet masih rendah,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, menurut Aviliani, kerja sama perusahaan fintech yang telah masuk ke wilayah luar Pulau Jawa harus mulai menghitung biaya yang dikeluarkan.
“Mereka [perusahaan fintech] masuk, tetapi pada akhirnya mereka akan hitung-hitungan juga. Kalau secara online itu enggak ada masalah. Kalau secara online, mereka bisa mendeteksi tanpa harus mendatangi tempatnya,” ucapnya.
Dengan adanya ekspansi ini, Aviliani menilai bahwa potensi yang bisa diraih perusahaan masih mendominasi wilayah Pulau Jawa dan Sumatra, sedangkan di luar Pulau Jawa, perusahaan memiliki potensi yang terbatas.
“Tetap saja [potensi ada di] Jawa dan Sumatra. Jadi, di luar Jawa terbatas banget [potensinya]. Mungkin untuk startup-startup yang kecil itu berat kalau bermain di luar Jawa, kalau memang mereka harus,” ujarnya.
Namun, jika perusahaan hanya bermain di jangkauan internet dan aplikasi, kata Aviliani, itu tidak mengalami masalah. Hanya saja potensi market dari sisi pendapatan per kapita sangat kecil.
“Jadi menurut saya, tidak akan signifikan. Artinya, kalau pun harus ekspansi itu tidak akan meningkatkan secara signifikan karena market itu potensi terbesar 70 persen masih Jawa dan Sumatra, dan itu enggak akan berubah menurut saya,” tutupnya.