Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Proyeksi Kredit Tumbuh 4 hingga 5 Persen pada 2021

Peningkatan mobilitas masyarakat karena penurunan kasus Covid-19 dan berbagai stimulus lain memberikan dorongan terhadap pertumbuhan kredit pada tahun ini.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso  menyebut penerapan keuangan berkelanjutan berbasis environmental, social, and governance (ESG) di pasar modal sangat penting karena akan memberikan nilai positif bagi emiten dan pasar keuangan Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebut penerapan keuangan berkelanjutan berbasis environmental, social, and governance (ESG) di pasar modal sangat penting karena akan memberikan nilai positif bagi emiten dan pasar keuangan Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan kredit dapat mencapai 4 hingga 5 persen di tahun 2021, lantaran kredit perbankan sudah mulai merangkak naik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, kredit perbankan per September sudah mulai tumbuh 2,21 persen secara year-on-year (yoy) atau 3,12 persen secara year-to-date (ytd).

“Ini masih ada beberapa bulan hingga Desember. Dengan adanya 3,12 persen ytd, kami perkirakan pertumbuhan kredit tahun ini akan jatuh antara 4 hingga 5 persen,” kata Wimboh dalam konferensi pers virtual Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), Rabu (27/10/2021).

Selain itu, Wimboh mengungkapkan pertumbuhan kredit lainnya juga turut merangkak naik jika dibandingkan pada kuartal II/2021 atau Juni 2021. Pertumbuhan tersebut tersebar pada kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 2,85 persen yoy, kredit investasi 0,37 persen yoy, dan kredit konsumsi sebesar 2,95 persen yoy.

“[Peningkatan] ini juga seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat, karena penurunan kasus Covid-19, dan juga berbagai upaya kita untuk memberikan dorongan tentang pertumbuhan kredit ini,” ujarnya.

Berikutnya, pertumbuham kredit juga terjadi pada kredit rumah tangga yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,77 persen ytd, kredit sektor perdagangan tumbuh 2,43 persen ytd, dan sektor manufaktur tumbuh 2,05 persen ytd.

Menurut Wimboh, perbankan juga berkontribusi dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui penurunan suku bunga dasar kredit atau (prime lending rate) atau SBDK.

Wimboh menuturkan, SBDK mengalami tren penurunan terhitung pada Juni 2021 mulai dari 9,69 persen menjadi 9,66 persen pada September 2021, terutama didorong pada penurunan komponen harga pokok dana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper