Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perluasan Layanan ke Daerah jadi Tantangan Industri Fintech ke Depan

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2021 menunjukkan penyaluran pinjaman oleh fintech lending telah mencapai lebih dari Rp14 triliun kepada lebih 21 juta akun peminjam
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, BANDUNG -- Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Rudiantara mengatakan bahwa perluasan layanan ke daerah menjadi tantangan yang masih harus dihadapi industri fintech ke depan.

Saat ini industri fintech terus berkembang. Berdasarkan data Bank Indonesia, kata Rudiantara, jumlah uang elektronik yang beredar per September 2021 mencapai lebih dari 530 juta dengan total transaksi mencapai Rp27,64 triliun.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2021, juga menunjukkan penyaluran pinjaman oleh fintech lending telah mencapai lebih dari Rp14 triliun kepada lebih 21 juta akun peminjam.

Dengan penetrasi internet yang tinggi dan masih banyaknya masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan, Rudiantara optimistis industri fintech akan terus tumbuh.

"Kalau lihat tren ini, industri fintech diperkirakan akan tetap tumbuh berkembang pada tahun-tahun mendatang. Namun, masih mengahadapi tantangan, khususnya perluasan layanan ke daerah-daerah nonmetropolitan. Sekarang masih terkonsentrasi di kota-kota besar," ujar Rudiantara dalam Media Workshop: Fintech for Faster Economic Recovery, Jumat (19/11/2021).

Menurutnya, agar layanan fintech dapat menjangkau seluruh pelosok Indonesia, persoalan bukan terletak dari sisi ketersediaan infrastruktur yang memadai, melainkan terkait tingkat masyarakat yang masih rendah.

Oleh karena itu, penting bagi pelaku fintech untuk meningkatkan literasi agar masyarakat menjadi lebih paham dalam mengakses layanan fintech. Literasi juga penting untuk memitigasi masyarakat terjebak pinjol ilegal.

"AFTECH dari waktu ke waktu mencoba memitigasi seperti pinjol ilegal. Ini muncul ke permukaan, tidak boleh salahkan masyarakat karena masyarakat belum paham. Ini hadi tugas kami meningkatkan pemahaman masyarakat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper