Bisnis.com, JAKARTA – Nilai transaksi aplikasi mobile banking dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. hingga kuartal III/2021 telah melampaui nilai transaksi anjungan tunai mandiri (ATM).
Berdasarkan data perseroan, nilai transaksi aplikasi mobile BNI mencapai Rp160 triliun hingga kuartal ketiga tahun ini. Sementara nilai transaksi ATM turun ke angka Rp137 triliun.
Jumlah pengguna aktif mobile banking BNI juga terus bertumbuh. Total ada 9,96 juta pengguna hingga September 2021, naik 46,6 persen secara tahunan (yoy) dari 6,79 juta users.
Direktur IT & Operasi Bank BNI Y.B Hariantono mengatakan kenaikan signifikan itu tidak terlepas akibat pandemi Covid-19, yang membuat digitalisasi perbankan berkembang pesat.
“Selama pandemi ini, pemakaian kanal mobile banking secara year on year tumbuh hampir 50 persen. Jadi pertumbuhan orang dalam penggunaan kanal digital mencapai 46 persen,” ujarnya dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2022, Kamis (16/12/2021).
Dia menambahkan pertumbuhan itu mencerminkan penerimaan masyarakat terhadap layanan digital. Jika dikomparasikan dengan kanal lain, transaksi di ATM mengalami stagnasi. Secara value, transaksi di ATM bahkan terus mengalami penurunan.
Baca Juga
Sebagai contoh, pada kuartal III/2020, nilai transaksi di ATM BNI tercatat Rp152 triliun. Namun, pada kuartal ketiga tahun ini, jumlah itu menyusut 9,8 persen ke Rp137 triliun.
“Secara rupiah mobile banking transaksinya sudah di atas ATM. Ini adalah data perkembangan pola transaksi yang ada di BNI. Jadi, kami melihat pandemi menjadi salah satu motor untuk mendorong transaksi secara digital,” tutur Hariantono.
Sementara itu, BNI turut mencatatkan volume transaksi electronic data capture atau EDC lebih dari Rp50 triliun sampai dengan September 2021.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan hingga periode tersebut, perseroan BNI telah dipercaya lebih dari 200.000 merchant pengguna EDC BNI serta e-commerce untuk mendukung transaksi nontunai.