Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) berhasil memperluas basis peminjam dana (borrower) dalam platformnya, sekalipun di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran mengungkap secara kumulatif sejak berdiri, pihaknya telah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp3,7 triliun kepada lebih dari 2.800 borrower.
"Penyaluran pinjaman usaha kepada pelaku UMKM selaku borrower di sepanjang tahun 2021 tercatat mengalami kenaikan hingga 141 persen dibandingkan realisasi di periode yang sama tahun 2020," ujarnya, Senin (10/1/2022).
Bukan hanya dari segi jumlah, Akseleran juga berhasil memperluas wilayah cakupan borrower sampai di luar Pulau Jawa, antara lain di Kalimantan Timur, Riau, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Sumatra Utara.
"Capaian ini mempertegas komitmen Akseleran untuk senantiasa memperluas akses pendanaan kepada UMKM yang membutuhkan permodalan, khususnya di tengah situasi yang masih sulit akibat dampak dari adanya pandemi Covid-19," tambahnya.
Ivan menegaskan bahwa capaian menggembirakan ini juga merupakan buah dukungan lebih dari 175 ribu pemberi dana perorangan atau retail lender yang tersebar merata dari Aceh hingga Papua, dan 12 institutional lender yang berasal dari perbankan maupun Lembaga Jasa Keuangan lain, termasuk BPR.
Baca Juga
Ke depan, Ivan yakin prestasi ini bakal terus berlanjut, tercermin dari kinerja rata-rata penyaluran hingga kuartal IV/2021 mampu menembus Rp177 miliar per bulan.
Terkhusus Desember 2021, Akseleran mampu menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp190 miliar, atau tumbuh hingga 84 persen lebih besar dibandingkan Desember 2020. Sedangkan untuk sepanjang tahun ini, rekor penyaluran pinjaman usaha Akseleran terjadi di bulan November 2021 yang mencapai angka sebesar Rp192 miliar.
Secara total, Akseleran berhasil menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp1,9 triliun lebih selama 12 bulan terakhir atau tumbuh 102 persen (yoy) jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.
Ivan menegaskan para lender Akseleran tidak perlu lagi khawatir dalam melakukan pengembangan dana karena terjadinya risiko kredit macet di Akseleran sangat terukur.
Rasio kredit macet (non performing loan/NPL) Akseleran di akhir tahun ini berada di angka yang tetap rendah, yakni 0,07 persen dari total kumulatif penyaluran pinjaman usaha, mengalami banyak penurunan hingga sebesar 0,10 persen dibandingkan realisasi per 31 Desember 2020.
Bahkan, untuk selalu memberikan peace of mind kepada seluruh lender, Akseleran mengimplementasikan proteksi asuransi kredit dari semula hanya 90 persen dari pokok pinjaman tertunggak, sudah menjadi 99 persen dari pokok pinjaman tertunggak per 1 September 2021.
"Lewat berbagai upaya tersebut, kami optimis akan melanjutkan kembali pertumbuhan kinerja Akseleran di periode 2022 dengan menargetkan total pinjaman usaha naik hingga dua kali lipat atau menjadi sebesar Rp4 triliun," tambah Ivan.