Bisnis.com, JAKARTA - Warren Buffett merupakan salah satu nama yang menjadi inspirasi bagi sebagian besar investor pasar saham. Ada banyak ilmu dan pengetahuan yang bisa Anda ambil dari filosofi investasi Warren Buffett dan perjalanan bisnisnya.
Miliarder Warren Buffett yang menguasai 5 persen saham Apple berhasil mengantongi lebih dari US$120 miliar atau Rp1.723 triliun seiring dengan pencapaian kapitalisasi pasar perusahaan teknologi tersebut yang mencapai US$3 triliun.
Investasi CEO Berhshire Hathaway ini menjadi keberhasilan terbesarnya setelah mengakuisisi 5 persen saham produsen iPhone ini pada 2018 senilai US$36 miliar. Saat ini, investasi Apple sudah bernilai US$160 miliar setelah reli pada tahun baru.
Mengutip dari Money Control pada Selasa (18/1/2022), berikut 5 tips investasi ala Warren Buffett agar investor bisa ambil keputusan tepat dan tidak FOMO (fear of missing-out).
1. Pahami perusahaan yang akan Anda investasikan
Berinvestasi bukan hanya tentang pengembalian keuangan, tetapi juga tentang risiko yang Anda ambil untuk menghasilkan pengembalian juga. Jika Anda memiliki pengalaman buruk dengan berinvestasi di instrumen apapun, maka Anda tidak akan pernah mempercayainya lagi terlepas dari potensinya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui dengan siapa Anda menginvestasikan uang dan apa yang akan mereka lakukan dengan uang Anda. Jadi, kuncinya adalah pelajari dan pahami terlebih dahulu perusahaan yang akan Anda investasikan.
2. Posisikan diri Anda sebagai pemilik perusahaan, bukan spekulan
Ketika Anda berinvestasi di suatu perusahaan, Anda berinvestasi dalam potensi dan prospek pertumbuhannya. Terlepas dari ukuran investasi, Anda menjadi bagian dari pemilik perusahaan yang terdaftar saat Anda berinvestasi di dalamnya.
Perlu Anda pahami bahwa membangun, menumbuhkan, dan mempertahankan pertumbuhan di dalam perusahaan adalah untuk investasi jangka panjang. Jadi, ketika Anda berinvestasi di perusahaan bukan untuk keuntungan jangka pendek yang bisa menghasilkan dalam waktu yang cepat.
Anda membutuhkan portofolio solid yang bagus dan berfungsi sebagai jangkar untuk keuangan Anda secara keseluruhan. Hal ini dapat dicapai dengan melihat tindakan investasi saham lebih sebagai pemiliknya. Jadi, Anda memberikan waktu kepada perusahaan untuk tumbuh, berkinerja, dan menghasilkan pengembalian berkelanjutan yang baik untuk Anda secara teratur untuk jangka panjang.
3. Menjadi serakah ketika orang lain merasa takut dan merasa takut ketika orang lain serakah
Ini adalah salah satu pembelajaran yang paling umum diketahui dan akan Anda temui berkali-kali, terutama dalam situasi saat ini ketika pasar saham terus melonjak selama hampir satu setengah tahun. Pasar saham akan selalu mengalami pasang surutnya. Faktor-faktor seperti keserakahan dan ketakutan juga berperan dalam pergerakan pasar ini.
Misalnya, pada Februari hingga Maret 2020, ketika pandemi Covid-19 hampir membuat dunia terhenti. Di situ faktor ketakutan yang terperangkap di kalangan investor dan pasar saham di seluruh dunia mulai terkoreksi. Momen ini adalah waktu yang ideal untuk berinvestasi karena perusahaan tempat Anda akan tersedia dengan yang harga lebih rendah sebab orang lain terus menjualnya.
Sementara itu, ketika semua orang berbicara tentang investasi pasar saham dan ingin mengetahui lebih banyak pilihan untuk berinvestasi serta menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi.
Maka, ini saatnya untuk Anda hati-hati karena banyak perusahaan akan terlihat menarik dari perspektif pengembalian dan sentimen pasar sedang euforia ketika banyak investor bersedia berinvestasi. Hal ini tidak hanya membuat perusahaan menjadi mahal dan dinilai terlalu tinggi tetapi juga menambah risiko pada investasi tersebut.
4. Jangan meminjam uang untuk berinvestasi
Ada banyak kesempatan ketika keserakahan pasar saham dapat mengejar dan banyak investor merasa ingin menginvestasikan setiap rupiah untuk memaksimalkan keuntungan mereka.
Beberapa orang bahkan akan melangkah lebih jauh dan berinvestasi di pasar saham dengan meminjam uang. Mereka berpikir bahwa biaya pinjaman lebih rendah daripada pengembalian yang diharapkan dari pasar saham.
Baiknya, Anda tidak boleh meminjam uang untuk berinvestasi karena pasar saham selalu berisiko dan situasinya berubah-ubah. Strategi yang baik adalah mengikuti alokasi investasi yang Anda tetapkan melalui surplus bulanan dan portofolio investasi yang ada.
5. Jangan memperhatikan pasar saham secara teratur
Investasi pasar saham adalah untuk jangka panjang. Ketika Anda berinvestasi di perusahaan, kuncinya adalah memiliki kesabaran yang cukup dengan jenis investasi ini. Sering melihat pergerakan pasar dapat memprovokasi Anda untuk mengambil keputusan yang salah dan mungkin tidak bekerja untuk Anda. Ini juga dapat memengaruhi pendekatan disiplin Anda terhadap investasi.
Pendekatan yang lebih baik adalah lebih fokus pada perusahaan dan dana tempat Anda berinvestasi daripada pergerakan harga harian mereka. Sudah menjadi sifat pasar saham untuk bergerak naik dan turun setiap hari, di momen ini Ia menciptakan peluang dan juga ancaman.
Oleh karena itu, kesabaran merupakan kunci dalam berinvestasi di pasar saham. Anda dapat membuatnya tetap sederhana dengan berfokus pada hal-hal yang membantu Anda membangun lebih banyak kepercayaan daripada mengkhawatirkan pasar saham.