Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Segmen Fleet Terhalang Keterbatasan Unit, MTF Turunkan Ekspektasi

Walaupun permintaan alat berat dan truk tengah moncer seiring geliat harga komoditas, namun dari sisi pembiayaan masih tersendat karena adanya fenomena keterbatasan unit.
Karyawan melintasi logo Mandiri Tunas Finance di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi logo Mandiri Tunas Finance di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) lebih fokus mengejar pertumbuhan pembiayaan baru di segmen ritel, seiring strategi lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit korporasi.

Deputi Direktur MTF Albertus Hendi menjelaskan bahwa kredit kepada korporasi atau pelaku usaha di segmen fleet dipatok tidak tumbuh terlalu signifikan di tahun ini, hanya di kisaran Rp4-5 triliun dari target total pembiayaan Rp24 triliun sepanjang 2022.

Sebagai gambaran, target ini terbilang stagnan dengan capaian 2021 di mana segmen fleet juga mencapai Rp4 triliun dari total pembiayaan Rp20,5 triliun, alias 20 persen dari portofolio sesuai rencana MTF pada setiap periode.

"Tahun ini MTF melihat realisasi segmen fleet tidak sampai 20 persen lagi dari portofolio, tapi kami coba setarakan nilainya dengan tahun lalu. Keterbatasan unit alat berat dan truk masih menjadi penghambat," ujarnya kepada Bisnis, Senin (31/1/2022).

Dari sisi alat berat, Hendi menjelaskan kendati permintaannya tengah melesat terdorong tren kenaikan harga komoditas, keterbatasan unit mengharuskan debitur bersabar atau mengambil strategi lain, seperti sewa atau mengambil unit bekas.

"Terutama brand besar, itu unitnya sulit sekali, harus inden dan otomatis tertunda. Bahkan, beberapa debitur kami yang sudah inden dari akhir tahun lalu baru bisa dapat di akhir kuartal I/2022. Maka dari itu, sekarang unit alat berat dan kendaraan komersial bekas juga lagi ramai dicari, namun MTF tidak melayani [pembiayaan bekas]," jelasnya.

Adapun, truk dan mobil niaga dinilai bakal sedikit terkikis oleh kebijakan standar emisi Euro 4 yang berlaku mulai April 2022, sehingga banyak debitur korporasi yang wait n see mengambil kredit investasi.

Lainnya, yaitu mobil operasional usaha, pun masih belum ramai, karena para debitur pelaku usaha tampak masih belum memprioritaskan pergantian kendaraan di masa pemulihan setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19.

Sebagai gambaran, dari target kredit segmen fleet MTF di kisaran Rp4-5 triliun tersebut, diperkirakan separuhnya akan dikontribusikan oleh kredit alat berat, sebagian lainnya oleh produk pembiayaan fleet lainnya.

"Jadi walaupun harga nikel dan batubara lagi bagus sehingga permintaan alat berat dan truk naik, tapi dari sisi pembiayaan masih tersendat. Kami akan lihat lagi trennya di pertengahan tahun. Oleh karena itu, MTF akan fokus memaksimalkan segmen ritel, yaitu pembiayaan mobil baru dulu," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper