Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten akan melakukan aksi buyback atau pembelian kembali sahamnya di pasar terbuka. Buyback saham akan dilakukan oleh emiten PT Kino Indonesia Tbk. (KINO), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI ), PT Royal Prima Tbk.(PRIM), PT Royal Prima Tbk. (HEAL), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI)
Lalu, sebenarnya apa itu buyback saham? Melansir dari Investopedia pada Senin (7/2/2022), berikut penjelasan singkat, mulai dari pengertian, proses, cara kerja, hingga contoh buyback saham.
Apa Itu Buyback?
Buyback (membeli kembali) atau dikenal juga sebagai repurchase adalah kegiatan sebuah perusahaan membeli sahamnya sendiri yang beredar di publik untuk mengurangi jumlah saham yang tersedia di pasar terbuka.
Adapun, beberapa alasan perusahaan buyback saham, yaitu untuk meningkatkan laba per saham (positif) dan nilai saham yang tersedia dengan mengurangi pasokan atau mencegah pemegang saham (shareholders) lain mengambil saham pengendali (controlling stake).
Proses Buyback
Buyback memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi ke dirinya sendiri. Mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar meningkatkan proporsi saham yang dimiliki oleh investor.
Sebuah perusahaan mungkin merasa sahamnya undervalued dan melakukan buyback untuk memberikan investor pengembalian atau return. Selanjutnya, karena perusahaan bullish pada operasinya saat ini, buyback juga meningkatkan proporsi pendapatan yang dialokasikan suatu saham.
Hal ini akan menaikkan harga saham jika rasio price-to-earning (P/E) yang sama dipertahankan. Buyback saham mengurangi jumlah saham yang ada sehingga membuat masing-masing saham bernilai persentase yang lebih besar dari perusahaan. Dengan demikian, laba per saham (Earning per Share/EPS) saham meningkat sedangkan rasio harga terhadap pendapatan (P/E) menurun atau harga saham meningkat.
Buyback saham dapat menunjukkan kepada investor bahwa bisnis memiliki cukup uang yang disisihkan untuk keadaan darurat dan kemungkinan masalah ekonomi yang rendah.
Alasan lain korporasi melakukan buyback, yaitu untuk tujuan kompensasi. Perusahaan sering memberi penghargaan kepada karyawan dan manajemen mereka dengan penghargaan serta opsi saham. Untuk menawarkan penghargaan dan opsi saham, perusahaan buyback saham dan menerbitkannya kepada karyawan serta manajemennya. Hal ini membantu menghindari pengenceran pemegang saham yang ada.
Di samping itu, karena buyback saham dilakukan dengan menggunakan laba ditahan perusahaan, efek ekonomi bersih bagi investor akan sama seperti jika laba ditahan tersebut dibayarkan sebagai dividen pemegang saham (di samping pertimbangan pajak).
Cara Kerja Buyback
Buyback saham dilakukan dengan dua cara:
1. Sebuah perusahaan dapat membuat penawaran tender (tender offer) dengan harga premium di atas harga pasar saat ini kepada pemegang saham, di mana mereka memiliki opsi untuk menyerahkan semua atau sebagian saham mereka dalam jangka waktu tertentu. Nilai premium memberi kompensasi kepada investor untuk menawarkan saham mereka daripada menahannya.
2. Perusahaan melakukan buyback saham di pasar terbuka selama jangka waktu yang lama dan bahkan memiliki program buyback saham yang digariskan untuk membeli saham pada waktu tertentu atau secara berkala. Sebuah perusahaan dapat mendanai buyback dengan mengambil utang, uang tunai, atau arus kas dari operasional.
Buyback saham yang diperluas mempercepat rencana buyback saham perusahaan dan menyebabkan kontraksi yang lebih cepat dari float sahamnya (share float). Dampak pasar dari buyback saham yang diperluas tergantung pada besarnya. Buyback yang besar dan diperluas kemungkinan akan menyebabkan harga saham naik.
Rasio buyback mempertimbangkan dolar buyback yang dihabiskan selama setahun terakhir, dibagi dengan kapitalisasi pasarnya pada awal periode buyback. Rasio buyback memungkinkan perbandingan dampak potensial dari buyback di berbagai perusahaan.
Hal ini juga merupakan indikator yang baik dari kemampuan perusahaan untuk mengembalikan nilai kepada pemegang sahamnya karena perusahaan yang melakukan buyback secara teratur, umumnya mengungguli pasar yang luas.
Contoh Buyback
Harga saham sebuah perusahaan telah mengungguli saham pesaingnya meskipun secara finansial memiliki tahun yang solid. Untuk memberi penghargaan kepada investor (reward investors) dan memberikan pengembalian kepada mereka, perusahaan mengumumkan program buyback saham untuk membeli kembali 10 persen dari sahamnya yang beredar pada harga pasar saat ini.
Perusahaan memiliki pendapatan US$1 juta dan 1 juta saham beredar sebelum buyback, sama dengan EPS sebesar US$1. Diperdagangkan dengan harga saham US$20 per saham, rasio P/E-nya adalah 20.
Dengan demikian, semua yang lain dianggap sama, 100.000 saham akan dibeli kembali dan EPS baru akan menjadi $1,11 atau $1 juta dalam pendapatan yang tersebar di 900.000 saham. Untuk menjaga rasio P/E yang sama sebesar 20, saham perlu diperdagangkan naik 11 persen menjadi US$22,22.
Kritik Terhadap Buyback
Buyback saham dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tidak memiliki peluang lain yang menguntungkan untuk pertumbuhan dan merupakan masalah bagi investor pertumbuhan yang mencari pendapatan serta peningkatan laba.
Pasalnya, korporasi tidak berkewajiban untuk buyback saham karena perubahan di pasar atau ekonomi.
Buyback saham menempatkan bisnis dalam situasi genting bila ekonomi mengalami penurunan atau perusahaan menghadapi masalah keuangan yang tidak dapat ditanggungnya. Sementara itu, ada anggapan bahwa terkadang buyback digunakan untuk menaikkan harga saham secara artifisial di pasar dan juga dapat menghasilkan bonus eksekutif yang lebih tinggi.