Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Mata Uang Terendah di Dunia, Rupiah Urutan Berapa?

Berikut daftar 10 mata uang terendah di dunia per Februari 2022. Rupiah urutan berapa?
Mata uang Iran Rial disandikan dengan Dolar AS/DW
Mata uang Iran Rial disandikan dengan Dolar AS/DW

Mata uang terendah di dunia, nomor 2 bikin kaget!

3. Rupiah Indonesia

Kode mata uang – Rp
Kurs Rupiah Indonesia:
1 USD = 14.380 IDR (Dolar AS ke Rupiah Indonesia)
1 EUR = 16.464 IDR (Euro ke Rupiah Indonesia)

Akibat rendahnya nilai uang kertas model lama, maka berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 31 Tahun 2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional Sebagai Gambar Utama Pada Bagian Depan Rupiah Kertas dan Rupiah Logam Negara Kesatuan Republik Indonesia, diterbitkan 7 uang kertas baru dalam pecahan Rp 1.000 sampai dengan Rp 100.000.

Indonesia merupakan negara yang stabil secara ekonomi dan cukup maju di Asia Tenggara. Namun, uangnya memiliki nilai tukar yang sangat rendah. Otoritas pengatur negara mengambil semua langkah untuk memperkuat mata uang nasional, tetapi semua upayanya hanya menghasilkan perubahan yang tidak signifikan.

2. Dong Vietnam

Kode mata uang – VND
Nilai Dong Vietnam:
1 USD = 22.689 VND (Dolar AS ke Dong Vietnam)
1 EUR = 25.977 VND (Euro ke Dong Vietnam)

Mata uang termurah kedua di dunia adalah Dong Vietnam. Vietnam masih berada di jalur yang sulit dari ekonomi terpusat ke ekonomi pasar. Akibatnya, mata uang negara ini sangat terdevaluasi.

Namun, para ahli bersikeras bahwa pemerintah Vietnam mengambil jalan yang benar dan mungkin segera menyusul tetangganya yang lebih dekat di Asia – China.

1. Rial Iran

Kode mata uang – IRR
Nilai Rial Iran:
1 USD = ~266.500 IRR (Dolar AS ke Rial Iran – black market rate)
1 USD = 42.025 IRR (Dolar AS ke Rial Iran – official rate)
1 EUR = ~305.100 IRR (Euro ke Rial Iran – black market rate)
1 EUR = 48.115 IRR (Euro ke Rial Iran)

Mata uang termurah di dunia adalah Rial Iran. Devaluasinya dimulai pada 1979 setelah Revolusi Islam ketika banyak bisnis meninggalkan negara tersebut karena situasi yang tidak pasti. Kemudian, datang Perang Iran-Irak dan sanksi ekonomi karena program nuklir negara itu.

Pemerintah Iran juga membatasi akses ke mata uang asing bagi warganya yang menyebabkan peningkatan signifikan black market (pasar gelap). Segala peristiwa ini merusak ekonomi dan mendevaluasi mata uang hampir 400 persen.

Pada 2015, pemerintah Iran setuju untuk menandatangani perjanjian nuklir dengan Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, China, Rusia, dan Jerman untuk mitigasi sanksi. Hal ini memperbaiki situasi dan menstabilkan mata uang lokal.

Namun, pada 2018 AS mengklaim bahwa Iran melanjutkan program nuklirnya. Sanksi dipertajam sehingga membatasi akses negara itu ke pasar komoditas dunia. Iran tidak bisa lagi mengekspor minyak buminya yang menghasilkan sekitar 69% pendapatan setiap tahunnya. Hal ini menciptakan defisit kritis dalam anggaran nasionalnya. Sanksi tersebut juga mencakup industri lain, termasuk petrokimia dan metalurgi.

Pada Mei 2020, Iran menghadapi inflasi yang tinggi dan mata uangnya terdevaluasi sebesar 600 persen. Oleh karena itu, pemerintahnya memutuskan untuk mengubah Rial menjadi Toman dan memangkas empat nol dari nilai nominalnya, yaitu 10.000 Rial lama akan dikonversi menjadi 1 Toman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper