Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia menyebut BI-Fast sebagai game changer di era serba digital. Bank sentral akan mengembangkan program ini hingga dapat menjadi medium untuk transaksi lintas negara atau cross border.
“Kami pun telah memiliki rencana yang sangat strategis bagi BI-Fast. Kami akan secara bertahap mengembangkan transfer debit, request for payment, uang elektronik, dan cross border,” kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta dalam keterangan tertulis, Selasa (8/3/2022).
Filianingsih melanjutkan BI-Fast telah didesain dengan kapasitas transaksi yang terbilang besar. “Saat bank sudah full, maka transaksi akan naik 811 juta transaksi. Tapi itu tetap masih di bawah kapasitas penuh, yakni masih 50 persen dari BI-Fast,”
Sementara itu, Direktur IT & Operasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Y.B. Hariantono menuturkan BI-Fast merupakan terobosan yang sangat bermanfaat bagi nasabah, khususnya dari segi biaya transaksi yang mencapai Rp2.500 per transaksi.
Terobosan ini diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi yang nantinya akan menjadi sumber pendapatan bagi bank untuk dapat terus meningkatkan pendapatan dalam hal pengembangan teknologi lebih berkelanjutan.
“Rata-rata investasi teknologi informasi bank-bank nasional itu di kisaran 4 persen dari total revenue. Belanja modal teknologi inilah yang digunakan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan digital banking di Indonesia,” jelasnya.
Hariantono mengungkapkan perseroan aktif melakukan penyesuaian sistem agar implementasi BI-Fast tidak mengurangi kualitas layanan transaksi ritel nasabah yang telah berlangsung.
“Ke depan kami akan bertahap semua transaksi ritel itu akan kami pindahkan ke BI-Fast. Kami lakukan akselerasi dengan BI-Fast ini,” pungkasnya.