Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga pada RDG Bulan Ini

Bank Indonesia diperkirakan menahan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 18-19 April 2022 di level 3,50 persen.
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia diperkirakan kembali menahan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 18-19 April 2022.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Faisal Rachman menyampaikan, BI masih akan menahan suku bunga di level 3,50 persen pada RDG bulan ini.

"Kami masih melihat kenaikan [kebijakan suku bunga] kemungkinan akan dilakukan di semester 2 2022, sebesar 50-75 basis poin (bps)," kata Faisal kepada Bisnis, Senin (18/4/2022).

Lebih lanjut dia menjelaskan, BI akan lebih fokus ke inflasi inti dimana inflasi disebabkan oleh membaiknya tingkat permintaan karena kebijakan moneter akan lebih efektif untuk inflasi dari sisi demand.

Dia menambahkan, pada April dan Mei 2022 inflasi memang akan naik secara musiman karena faktor Ramadan dan Lebaran. Namun, kata dia ini bisa turun kembali di bulan selanjutnya untuk inflasi volatile price.

Kemudian, mengenai kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen per 1 April 2022, Faisal mengatakan dampaknya tidak akan terlalu besar terhadap inflasi lantaran kebutuhan esensial tidak terkena kenaikan PPN.

Senada dengan Faisal, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual juga memprediksi BI masih akan menahan suku bunga di level 3,50 persen pada RDG bulan ini.

Menurutnya, kebijakan BI akan memperhatikan perkembangan inflasi, perkembangan domestik, neraca transaksi berjalan, eksternal maupun internal balance. Jika ada perubahan, David melihat penyesuaian suku bunga mungkin baru akan dilakukan pada semester 2/2022.

"Baseline skenarionya saya lihat di 50 bps, kan nanti bisa saja skenario pesimisnya bisa lebih tinggi," kata David.

Di sisi lain, the Fed mengatakan bahwa kenaikan 50 basis poin mungkin diputuskan dalam pertemuan Fed pada 3-4 Mei 2022. The Fed diperkirakan akan memangkas neraca mereka sebesar US$95 miliar per bulan, atau lebih dari US$1 triliun per tahun.

Tidak hanya the Fed, sejumlah bank sentral di kawasan Asia pun telah memutuskan menaikkan suku bunganya bulan ini a.l. bank sentral Korea Selatan, Srilanka dan Kanada.

Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo telah menegaskan bahwa bank sentral akan melakukan kenaikan suku bunga ketika melihat adanya lonjakan inflasi yang signifikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper