Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan dinilai akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit pada kuartal II/2022 dibandingkan dengan kuartal I/2022, terlebih setelah Hari Raya Idulfitri. Terdapat beberapa tantangan yang harus diantisipasi perbankan pascalebaran.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan faktor Ramadan-Idulfitri sangat menentukan optimisme penyaluran kredit baik jenis modal kerja maupun konsumsi pada kuartal II/2022.
Dia mengatakan pascalebaran perbankan perlu bersiap menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, kenaikan harga barang atau inflasi akan jauh lebih tinggi sementara kenaikan harga beruntun terjadi di pangan maupun energi.
“Hal ini akan mempengaruhi bank untuk lebih selektif salurkan pinjaman, terutama ke kredit konsumsi [KPR, multiguna dan kredit kendaraan bermotor],” kata Bhima, Senin (18/4/2022)
Kedua, sambungnya, pascalebaran ketika THR mulai menipis akan terjadi dampak signifikan ke minat masyarakat melakukan belanja khususnya kelas menengah. Hal ini akan pengaruhi sektor retail, kendaraan bermotor, properti hingga barang elektronik.
Bhima juga menyoroti mengenai kondisi tenaga kerja masih belum positif. Hal itu dibuktikan dengan kontraksi sebesar -1,44 persen SBT pada kuartal I 2022. Jika inflasi naik terlalu tinggi sementara serapan tenaga kerja terbatas dikhawatirkan terjadi stagflasi.
“Keempat, naiknya suku bunga pinjaman perlu mendapat perhatian karena meningkatkan beban terhadap konsumen. Untuk kredit kendaraan bermotor misalnya diperkirakan bunga pinjaman naik 1-2 persen p.a.,” kata Bhima.
Sebelumnya, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulan I/2022 menilai akses kredit terhadap perbankan dalam kondisi lebih mudah dibandingkan dengan triwulan IV/2021.
Saldo Bersih (SB) akses kredit pada triwulan I/2022 sebesar 1,35 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang memiliki SB sebesar 0,79 persen.
Sebagian responden yang terlibat dalam survei menjawab akses kredit ‘mudah’ tercatat sebesar 7,23 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan IV/2021 yang sebesar 5,80 persen. Dengan sejumlah tantangan yang diprediksi terjadi pada setelah lebaran, maka akses ke kredit diperkirakan akan lebih selektif.