Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengupas Prospek Bisnis hingga Saham Bank Syariah di Indonesia

Pengamat memandang prospek bisnis perbankan syariah sudah cukup bagus. Hal ini terlihat dari masifnya perbankan syariah yang menggalakkan pengembangan UMKM yang berkaitan dengan produk halal, seperti halal food,halal wisata, dan masih banyak lagi.
Karyawan melanyani nasabahyang melakukan transaksi di PT Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis
Karyawan melanyani nasabahyang melakukan transaksi di PT Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat menilai perkembangan perbankan syariah di Indonesia sudah dalam kategori yang cukup bagus.

Apalagi, sejak terjadinya merger 3 bank syariah pemerintah, yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Kini, ketiga bank tersebut menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI.

“Merger tiga bank syariah pemerintah menjadi bank syariah Indonesia kemudian menjadi tonggak untuk perkembangan bangsa Indonesia ke depan, itu yang pertama,” kata Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)Amin Nurdin kepada Bisnis, Minggu (24/4/2022).

KeduaAmin melihat kini banyak beberapa financial technology atau fintech-fintech syariah yang mengakuisisi bank-bank kecil dan kemudian disulap menjadi bank syariah.

Ketiga, adanya dukungan regulasi yang mewajibkan unit usaha syariah (UUS) yang ada di beberapa bank konvensional harus spin off (pemisahan) atau konversi menjadi bank syariah. Menurut Amin, regulasi itu merupakan sebuah keharusan untuk menjadi tonggak perkembangan perbankan syariah di Tanah Air.

“Kalau UUS konversi menjadi BUS [bank umum syariah], maka itu akan terpisah dari induknya, sehingga itu perlu juga persyaratan modal yang by regulasi juga harus mengikuti KBMI 123. Di tier 1 itu modalnya perlu besarmakanya pilihannya lebih mudah untuk spin off dibandingkan konversi,” ujarnya.

Namun, lanjut Amin, pilihan itu tergantung kepada para pemegang saham. Apabila, pemegang saham menetapkan akan dilakukan konversi, maka akan membutuhkan dukungan berupa modal yang cukup kuat.

Tapi kalau modalnya enggak kuat, mungkin bisa dilakukan spin off. Nantimanakala sudah menjadi bagus secara kinerjapasti akan mengundang investor untuk join atau kemudian sengaja dilepas,” sambungnya.

PROSPEK BISNIS & SAHAM

Sementara itu, Amin memandang prospek bisnis perbankan syariah sudah cukup bagus. Hal ini terlihat dari masifnya perbankan syariah yang menggalakkan pengembangan UMKM yang berkaitan dengan produk halal, seperti halal food, halal wisata, dan masih banyak lagi.

“Ini sedang kencang-kencangnya, artinya semua perkembangan ekonomi dan bisnis syariah itu perlu ditunjang secara keuangan oleh bank syariah atau institusi syariah,” jelasnya.

Menurutnya, prospek ekonomi di perbankan konvensional merupakan 90 persen yang ditentukan oleh industri keuangankhususnya perbankan. Maka, ketika ekonomi syariah akan berkembang, yaitu tuntutannya juga 90 persen dan pasti mengandalkan bisnis industri keuangan syariah atau perbankan syariah dalam berbagai model.

Namun, Amin melihat dari sisi pertumbuhan perbankan syariah secara market share belum begitu signifikan jika dibandingkan dengan konvensional. Maka dari itu, Amin mengingatkan bahwa perlu dorongan dari berbagai pihak untuk membuat bisnis syariah atau bank syariah menjadi sesuatu yang menarik.

Amin memandang, ketika perbankan syariah dibandingkan dengan bank digital, seperti Bank Jago, Allo Bank, ataupun Seabank. Ketika keberadaan bank digital melantai di Bursa memiliki harga saham yang fantastis, berbeda dengan perbankan syariah.

Itu [bank digital] begitu melantai di Bursa, itu sahamnya gila-gilaan, beda dengan bank syariah. Makanya, bank syariah ini sedikit agak melambat, enggak terlalu signifikan karena melihat situasi konvensional yang sama,” ungkapnya.

Amin melanjutkan, ketika saham induk perbankan konvensional melesat, maka anak usaha bank tersebut juga akan melesat.

“Pilihannya spin off atau konversi, kalau kemudian itu harus membutuhkan banyak modal, maka salah satu pilihannya adalah melantai di Bursa, seperti juga bank digital cuma memang euforianya agak sedikit berbeda kalau di indonesia. Tapi mudah-mudahan dan saya yakin ke depan prospeknya cukup bagus,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper