Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan syariah di Indonesia dinilai memiliki prospek yang cerah. Hal ini terlihat dari sisi pertumbuhan di segala aspek, baik dari sisi aset, penghimpunan dana, maupun penyaluran kredit.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (SPS OJK), total aset yang dimiliki bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp676,73 triliun pada Desember 2021.
Secara tahunan, aset perbankan syariah tercatat naik 14 persen secara year-on-year (yoy), dari Rp593,94 triliun pada posisi yang sama tahun 2020.
“Kalau dilihat dari sisi pertumbuhan baik aset, penghimpunan dana, maupun penyaluran kredit, perbankan syariah di Indonesia berkembang sangat baik,” kata Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah kepada Bisnis, Minggu (24/4/2022).
Lebih lanjut, Piter menerangkan aset perbankan syariah di Tanah Air tumbuh sekitar 16,35 persen secara mtm pada Juni 2021, diikuti dengan pembiayaan yang tumbuh 6,82 persen, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,98 persen.
Namun, Piter menyayangkan apabila dilihat dari sisi kontribusi atau market share aset perbankan syariah terhadap perbankan nasional tidak cukup besar, yakni hanya di kisaran 6,5 persen.
Kendati demikian, dia melihat adanya potensi besar yang melingkupi perbankan syariah.
“Prospek perbankan syariah ke depan masih sangat besar, terutama mengingat penduduk Indonesia yang jumlahnya 270 juta adalah mayoritas Muslim,” ungkapnya.
Piter menekankan, masih banyak faktor penghambat perkembangan perbankan syariah di Indonesia, salah satunya berupa faktor keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan permodalan.
“Tantangan tentu harus dihadapi dan dicarikan solusinya. Semua pihak harus bersinergi mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi perbankan syariah, baik dari pemerintah, otoritas, dan pelaku industri,” jelasnya.
Adapun, jika melihat pada SDM, OJK juga mencatat tenaga kerja perbankan syariah mengalami kenaikan sebanyak 760 orang menjadi 56.298 tenaga kerja per Desember 2021, dari sebelumnya 55.538 tenaga kerja pada Desember 2020.
Baca Juga
Berbicara tenaga kerja, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI terus memacu percepatan transformasi digital dengan mendorong perbankan untuk meningkatkan jumlah SDM teknologi yang dimiliki. BSI terus berusaha memperkuat lini digital dengan menambah SDM yang berfokus di bidang teknologi.
Direktur Utama BSI Hery Gunadi mengatakan SDM menjadi salah satu hal terpenting dalam menjaga transformasi digital di perusahaan.
Tak hanya berfokus pada pengembangan dan perawatan sistem dikelola oleh tim IT, emiten bersandi saham BRIS ini juga telah memiliki unit digital yang lengkap dari pengembangan produk digital, operasional digital, bisnis digital, hingga strategi digital.
“Jumlah total pegawai yang mendukung teknologi dan digital saat ini sebanyak 600 orang dan besar kemungkinan akan tumbuh terus,” kata Hery kepada Bisnis, Senin (11/4/2022).
Sementara itu, UUS PT Bank DKI mencatatkan kinerja positif pada kuartal I/2022, yang terlihat dari peningkatan aset perseroan yang tumbuh sebesar 18,79 persen dari Rp6,33 triliun kuartal I/2021 menjadi Rp7,53 triliun pada kuartal I/2022.
Direktur Ritel & Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi menyampaikan UUS Bank DKI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp6,35 triliun sampai dengan kuartal I/2022. Nilai tersebut tumbuh 6,41 persen dibanding kuartal I/2021, yakni sebesar Rp5,96 triliun.
Adapun dalam mengembangkan bisnisnya, lanjut Babay, UUS Bank DKI melakukan optimalisasi layanan perbankan syariah kepada lingkungan BUMD DKI Jakarta dan penguatan sektor UMKM menggunakan layanan digital Jakone Abank.
“UUS Bank DKI berharap dapat terus memberikan layanan syariah di bidang finansial, sosial, dan spiritual secara optimal bagi nasabah dan masyarakat DKI Jakarta,” harapnya.