Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raksasa Reasuransi Swiss Babak Belur, Efek Perang Rusia-Ukraina

Perang Rusia vs Ukraina membuat perusahaan reasuransi Re Swiss meningkatkan pencadangan dan menyerap klaim yang lebih besar. Kinerja pun berbalik rugi.
Suasana di sebuah layanan transportasi umum di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa serta membuat lantai bursa jatuh di sejumlah negara./Bloomberg-Ethan Swope
Suasana di sebuah layanan transportasi umum di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa serta membuat lantai bursa jatuh di sejumlah negara./Bloomberg-Ethan Swope

Bisnis.com, JAKARTA - Swiss Re, perusahaan reasuransi yang berbasis di Zurich, Swiss mencatatkan kerugian bersih US$248 juta pada kuartal I/2022. Dampak perang Rusia vs Ukraina, peningkatan volatilitas pasar keuangan, dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menjadi biang kerok kinerja jeblok tersebut.

Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu Swiss Re masih mampu mencatatkan laba US$333 juta.

Bila dipetakan, sebagian besar dari nilai kerugian yang terjadi pada kuartal I/2022 berasal dari bisnis life & health reinsurance. Tepatnya senilai US$230 juta.

Swiss Re sebenarnya masih mampu meningkatkan pendapatan premi bersih dan fee income dari Grup, yakni meningkat sebesar 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$10,6 miliar pada kuartal I/2022.

Hanya saja, krisis pada akhirnya memaksa perusahaan meningkatkan cadangannya menjadi US$283 juta pada kuartal I/2022. Peningkatan cadangan dilakukan untuk antisipasi atas kemungkinan peningkatan klaim yang berkaitan dengan perang di Ukraina.

“Sementara situasinya masih sangat tidak menentu dan kami tidak percaya kami memiliki eksposur yang terlalu besar, kami memutuskan untuk mengambil pendekatan proaktif dan hati-hati untuk membangun cadangan dalam menghadapi potensial dampak dari perang,” kata Chief Executive Office Swiss RE Christian Mumenthaler, dilansir dari Bloomberg Kamis (5/5/2022).

Cadangan dialokasikan dalam asuransi aviasi, kredit dan penjaminan, marine, risiko politik, dan kekerasan politik.

"Kami akan mengevaluasi ini setiap kuartal dan jika kami melihat kebutuhan untuk membukukan posisi lebih lanjut, kami akan melakukannya," kata Chief Financial Officer Swiss Re John Dacey kepada wartawan. 

"Tapi saat ini, kami merasa kami telah mengambil bagian yang cukup signifikan dari kerugian yang kami perkirakan," imbuhnya.

Selain kerugian US$248 juta, Swiss Re juga melaporkan tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) -4,6 persen dalam 3 bulan pertama tahun ini. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, ROE Swiss Re masih berada di angka positif, yakni +5,2 persen. 

Perusahaan menyerap klaim bencana alam besar yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar US$524 juta di seluruh lini bisnis asuransi properti dan kecelakaan, serta klaim Covid-19 sebesar US$515 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper