Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja hasil investasi PT BNI Life Insurance melesat hingga 184,42 persen year-on-year (yoy) pada kuartal I/2022. Kinerja positif pasar saham menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja investasi perseroan tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan BNI Life triwulan I/2022, perseroan membukukan hasil investasi senilai Rp408,4 miliar atau naik 184,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp143,59 miliar.
Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan, peningkatan signifikan tersebut karena didorong oleh hasil kinerja investasi di pasar saham.
"Hasil investasi BNI Life pada kuartal I/2022 mengalami peningkatan signifikan didorong oleh hasil kinerja investasi di pasar saham atau ekuitas, di mana IHSG pada kuartal I/2022 mengalami peningkatan sebesar 7,44 persen secara year to date akibat dari kenaikan harga-harga saham terutama saham sektor energi yang diuntungkan dari kenaikan harga komoditas," ujar Eben kepada Bisnis, Kamis (12/5/2022).
Sementara itu, per Maret 2022, BNI Life mengelola jumlah investasi senilai Rp19,78 triliun. Angka ini meningkat 7,09 persen yoy dibandingkan Maret 2021 yang mencapai Rp18,47 triliun.
Aset investasi tersebut mayoritas ditempatkan di reksa dana yang porsinya mencapai 52,02 persen dari jumlah investasi perseroan.
Porsi terbesar kedua penempatan investasi BNI Life berada di instrumen surat berharga negara (SBN) dengan porsi sebesar 27,65 persen. Porsi SBN ini meningkat dibandingkan kuartal I/2021 yang hanya sebesar 18,66 persen.
Dalam mencapai target investasi, BNI Life juga mengurangi penempatan investasi di obligasi korporasi. Porsi investasi di obligasi korporasi BNI Life tercatat menurun menjadi 12,61 persen pada kuartal I/2022, dari sebelumnya 16,35 persen pada kuartal I/2021.
"Penurunan porsi penempatan investasi di obligasi korporasi terjadi karena adanya jatuh tempo obligasi dan kurangnya penawaran obligasi korporasi yang menarik dan sesuai dengan target dan strategi investasi kami sehingga pilihan yang paling optimal adalah melakukan investasi di SBN dengan tenor yang lebih panjang," jelas Eben.
Adapun, untuk strategi investasi pada kuartal II/2022, kata Eben, akan disesuaikan dengan kondisi pasar yang ada saat ini. Menurutnya, kondisi yield obligasi saat ini mengalami kenaikan sehingga hal ini bisa menjadi peluang atau timing yang tepat untuk membeli obligasi pemerintah, serta tetap mencari peluang di obligasi korporasi dengan yield yang sesuai dengan target perseroan.
Dia menekankan, strategi investasi yang dilakukan perseroan tetap memperhatikan kesesuaian aset investasi dengan kewajiban dari produk-produk asuransi yang dijual perseroan.
"Kami juga melakukan trading saham dan obligasi untuk memaksimalkan profit dan untuk backup produk kami tetap berfokus pada asset liability matching," katanya.