Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSI (BRIS) Bakal Rights Issue Rp5 Triliun pada Kuartal III/2022

Aksi korporasi tersebut untuk memenuhi aturan free float dan ekspansi bisnis perseroan. Adapun, batas minimal free float atau saham publik yang beredar sebesar 7,5 persen. 
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021).  Bisnis/Arief Hermawan P
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko mengatakan PT Bank Syariah Indonesia  Tbk. atau BSI (BRIS) akan melakukan aksi penambahan modal melalui mekanisme rights issue dengan nilai Rp5 triliun pada kuartal III/2022. 

Mengutip keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (19/5/2022), aksi korporasi tersebut untuk memenuhi aturan free float dan ekspansi bisnis perseroan. Adapun, batas minimal free float atau saham publik yang beredar sebesar 7,5 persen. 

“Rights issue BSI kita siapkan Rp5 triliun bahkan lebih dari pemegang saham eksisting, Bank Mandiri, BNI dan BRI. BSI pun dapat menjadi bank syariah yang lebih moderen dan dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial.  Harapannya akuisisi customer baru lebih cepat,” kata Tiko.

Sementara itu, dalam laman resmi BSI disebut, komposisi pemegang saham BSI saat ini adalah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI, sebesar 50,95 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI 24,91 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI 17,29 persen. 

Sisanya, adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI sekitar 1,83 persen, BNI Life Insurance 0,01 persen, serta pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5 persen termasuk publik baru sekitar 7,08 persen. 

Adapun beberapa faktor di balik aksi korporasi tersebut, salah satunya emiten bank dengan kode saham BRIS tersebut akan didorong untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah dari 7 persen menjadi 10 persen. Selain itu, BSI juga dinilai perlu memperluas jaringan sehingga jangkauan bisnisnya lebih luas dan menjadi bank syariah yang universal. 

Sebagai bank syariah komersial, kecepatan layanan melalui fitur produk BSI dianggap perlu ditingkatkan tanpa mengurangi aspek kenyamanan. Hal itu dilakukan perseroan salah satunya untuk menggaet nasabah milenial yang meningkat tajam. 

Penambahan modal bank juga tidak terlepas dari upaya mewujudkan visi BSI menjadi Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Perseroan pun diharapkan menjadi instrumen utama Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper