Bisnis.com, JAKARTA – Layanan BI-Fast dari Bank Indonesia yang mengenakan biaya transfer jadi Rp2.500 ditargetkan mencapai Rp811 triliun sampai dengan akhir 2022.
Selama periode 1 Januari-29 Mei 2022, total volume dan nominal transaksi kredit transfer BI-Fast masing-masing mencapai 85,3 juta transaksi dengan nilai Rp320,6 triliun.
“Hopefully akan tercapai. Kita melihat pelaku-pelaku besar begitu mulai masuk ke mobile banking, itu transaksi akan meningkat lagi,” kata Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta dalam Taklimat Media Penyelenggaraan dan Pengembangan BI-Fast, Kamis (2/6/2022).
BI menyampaikan layanan BI-Fast bisa menggunakan kanal dari teller, mobile banking, internet banking, hingga ATM. Peserta menerapkan kanal sesuai dengan kesiapannya dan saat ini mayoritas kanal yang digunakan oleh peserta BI-Fast adalah mobile banking.
Kendati demikian, dalam waktu dekat, BI akan mendorong peserta untuk mengintensifkan kanal-kanal lainnya. BI juga mencatat transaksi BI-Fast melalui proxy address belum banyak digunakan, dengan persentase tidak sampai menyentuh 1 persen.
Lebih lanjut, BI juga membuka gelombang peserta BI-Fast (batch) berikutnya, yakni batch 4 akan dibuka pada akhir Agustus dan batch 5 akan dibuka di akhir November 2022.
Sebagaimana diketahui, secara total sampai dengan batch 3, telah terdapat 52 peserta BI-Fast dan telah mewakili 82 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel Indonesia.
Adapun, daftar peserta yang masuk ke dalam batch 3 terdiri dari 8 peserta, antara lain Bank Artha Graha Internasional, Bank Bumi Arta, Bank DKI, dan Bank DKI UUS.
Kemudian diikuti dengan Bank Jago, Bank Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Syariah, Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri, dan Bank Raya Indonesia (mulai minggu ketiga Juni 2022).