Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Kredit Bank Ina (BINA) Milik Grup Salim Turun 50 Persen Per April 2022

Restrukturisasi kredit Covid-19 yang terjadi di Bank Ina sesuai dengan penurunan program yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk. /Istimewa
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bank milik konglomerat Anthoni Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) mencatat restrukturisasi kredit Covid-19 mengalami penurunan sebesar 50 persen per April 2022. 

Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu mengatakan bahwa penurunan restrukturisasi kredit Covid-19 yang terjadi di Bank Ina sesuai dengan penurunan kredit restrukturisasi secara nasional yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan proyeksi sementara per April 2022 restrukturisasi kredit Covid-19 perbankan mencapai Rp606,39 triliun. Nilai ini terus menurun dari tahun ke tahun dan sudah jauh dari titik tertinggi yang hampir mencapai Rp1.000 triliun di 2020.

Daniel menilai dengan melandainya restrukturisasi kredit, menunjukkan adanya perbaikan ekonomi yang sudah mulai pulih. Adapun, emiten bersandi saham BINA ini telah menyiapkan beragam strategi dalam menghadapi berakhirnya masa relaksasi kebijakan restrukturisasi, mengingat kebijakan ini akan berakhir pada Maret 2023.

“Strategi yang kami ambil dengan berakhirnya masa restrukturisasi kredit adalah intensif melakukan monitoring, khususnya kepada debitur yang terkena dampak Covid-19,” kata Daniel kepada Bisnis, Kamis (2/6/2022). 

Selain itu, Bank Ina juga mengidentifikasi debitur-debitur yang dinilai sudah tidak akan mampu bertahan, sehingga perseroan memberikan beberapa alternatif untuk penyelesaian serta meningkatkan pencadangan (cadangan kerugian penurunan nilai/CKPN).

Sementara itu, bank yang dikendalikan oleh PT Indolife Pensiontama milik Grup Salim ini, akan melaksanakan rights issue senilai Rp1 triliun. 

Saat ini PT Indolife Pensiontama menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 22,47 persen. Kemudian diikuti oleh PT Samudera Biru 17,56 persen, UOB Kay Hian Pte. Ltd. 17,42 persen, masyarakat 14,91 persen, PT Gaya Hidup Masa Kini 11,34 persen, DBS Bank Ltd 9,99 persen, dan PT Philadel Terra Lestari 6,30 persen. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per April 2022, total ekuitas Bank Ina Perdana baru mencapai Rp2,34 triliun. Dari sisi kinerja, Bank Ina mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp16,8 miliar sepanjang empat bulan pertama tahun ini. “Dengan rencana kami untuk rights issue yang keempat ini, kami mengharapkan modal Bank Ina pada akhir 2022 sudah mencapai di atas Rp3 triliun,” ujar Daniel dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Jumat (3/6/2022).

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Bank Ina akan menawarkan sebanyak-banyaknya 2 miliar saham dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah PUT IV, dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper