Bisnis.com, JAKARTA - Laporan Bank Indonesia mencatat transaksi perbankan digital secara bulanan mengalami penurunan yang cukup dalam hingga 29,26 persen secara bulanan. Meski demikian, transaksi ini masih melonjak jika dihitung dibandingkan periode yang sama tahun lalu year-on-year/yoy per Mei 2022.
Data Bank Indonesia menyebutkan total nilai transaksi digital banking pada Mei 2022 sebesar Rp3.766,7 triliun, lebih rendah Rp1.562 triliun dibandingkan dengan April 2022 yang sebesar Rp5.338 triliun.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menduga penurunan terjadi mengikuti pola siklus konsumsi masyarakat yang meningkat menjelang Hari Raya Idulfitri pada awal Mei lalu dan kemudian menurun setelahnya.
“Karena masyarakat sudah banyak yang berbelanja secara digital lewat ponsel. Siklus ini jadi mempengaruhi pertumbuhan dan nilai transaksi digital banking,” kata Piter, Jumat (24/6/2022). Dia menambahkan jika perkiraannya benar, maka penurunan transaksi digital banking tidak perlu menjadi kekhawatiran. Transaksi digital banking diperkirakan pada waktunya akan naik kembali.
Senada, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan penurunan tersebut disebabkan melandainya transaksi di masyarakat, seiring dengan berakhirnya bulan Ramadan dan Hari Raya Lebaran.
Faktor lainnya, perkiraan Amin, karena jumlah hari kerja pada Mei lebih sedikit dibandingkan dengan April 2022.
Baca Juga
“Kalau saya melihat dari momen Lebaran dan Ramadan serta jumlah hari,” kata Amin.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan penurunan tersebut seperti anomali. Alasannya,menurut indeks keyakinan konsumen (IKK) yang dikeluarkan BI, kepercayaan konsumen pada periode Mei 2022 mengalami kenaikan menjadi 128,9 lebih tinggi dari posisi April yang sebesar 113.
“Idealnya konsumen sudah mulai percaya diri berbelanja dan menggunakan fasilitas mobile banking,” kata Bhima.
Dia menduga penurunan tersebut dipengaruhi oleh perubahan perilaku konsumen pasca penurunan laju pandemi. Sebelumnya saat puncak pandemi, terjadi akselerasi penggunaan mobile banking tetapi setelah pandemi landai, beberapa nasabah mencoba menggunakan transaksi secara kas.
“Misalnya berbelanja di toko kelontong dan pasar tradisional yang dominan cash,” kata Bhima.
Bisnis mengkonfirmasai ke Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan konfirmasi yang disampaikan belum dibalas.