Bisnis.com, MEDAN - PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) mencatat sepanjang semester I/2022 telah merealisasikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp450 miliar. Jumlah ini setara dengan 45 persen target yang ditetapkan Rp1 triliun.
Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan mengatakan dengan capaian ini maka perusahaan menyisakan target Rp550 miliar lagi yang harus direalisasikan sepanjang semester II/2022 ini.
"Perlu kami sampaikan, pada posisi Juni 2022, itu on progress. Realisasi KUR kami sudah mencapai 45 persen dari target Rp1 triliun. Yaitu sekitar Rp450 miliar hingga posisi Juni 2022," kata Rahmat, Rabu (6/7/2022).
Untuk memacu akselerasi penyaluran dan memudahkan calon debitur, lanjut Rahmat, Bank Sumut telah menyediakan aplikasi khusus.
Melalui aplikasi ini, calon debitur dapat langsung mengajukan permohonan via ponsel. Dengan kata lain, pengajuan permohonan KUR tidak perlu lagi harus datang ke kantor-kantor Bank Sumut. Bisa dilakukan di mana dan kapan saja.
"Namanya aplikasi Kredit Fast. Jadi cukup isi melalui aplikasi itu dari rumah, kemudian tim kami akan melakukan evaluasi, apakah layak atau tidak, dengan turun ke lapangan. Jika permohonan disetujui ataupun tidak, maka akan muncul notifikasi pada aplikasi tersebut," kata Rahmat.
Di sisi lain, Bank Sumut kini telah menindaklanjuti saran dari Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah untuk membentuk unit khusus yang menangani KUR.
Menurut Rahmat, Bank Sumut sebenarnya telah memiliki tim yang dimaksud. Namun masih pada level bidang. Saat ini, jangkauan tim khusus Bank Sumut yang menangani KUR tersebut sudah semakin luas.
"Sebenarnya sudah ada tim yang menangani KUR, namun masih dalam level bidang. Terkait saran dari wakil gubernur, kami sudah membentuk tim khusus yang sampai pada level-level cabang dalam rangka merealisasi KUR sesuai dengan dana yang dialokasikan ke Bank Sumut," ujar Rahmat.
Seperti diketahui, kinerja Bank Sumut terus naik jelang IPO yang direncakan pada semester II/2022. Dalam pernyataan Rahmad pada awal tahun lalu, Bank Sumut tengah memilih underwriter, financial advisor dan konsultan hukum untuk memuluskan IPO.
Pada rapat di Kantor Bank Sumut, Kota Medan, Kamis (23/6/2022) lalu, Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah mengusulkan Bank Sumut membentuk unit khusus untuk menangani KUR.
Keberadaan unit tersebut diharap mampu menggenjot penyaluran kepada UMKM di Sumatra Utara. Pada 2021 lalu, realisasi KUR Bank Sumut diketahui 75 persen dari total alokasi yang sama dengan tahun ini, yakni Rp1 triliun.
"Kalau saran saya, harus ada satu bidang khusus yang menangani KUR di Bank Sumut biar bisa jalan," kata Ijeck, sapaan populer Musa Rajekshah.
Menurut Ijeck, selama ini masih banyak pelaku UMKM yang belum tersentuh program KUR. Alasannya beragam, mulai dari ketidakpahaman hingga campur tangan tengkulak alias rentenir.
"Mereka lebih sering pinjam uang sama rentenir. Padahal KUR ini jauh lebih murah. KUR benar-benar solusi untuk UMKM kita, karena bunganya ringan," kata Ijeck.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Iskandar Simorangkir mengungkapkan pemerintah pusat telah menyalurkan Rp7,3 triliun KUR untuk Sumatra Utara sepanjang tahun ini.
Menurut Iskandar, sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memberi peran besar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kontribusinya bahkan mencapai 61 persen.
Demi memaksimalkan potensi itu, kata Iskandar, pemerintah perlu mendorong akselerasi penyaluran KUR. Termasuk di Sumatra Utara. Pada rapat ini, Iskandar juga memacu Bank Sumut agar mendongkrak target penyaluran KUR Klaster.
"Oleh karena itu, maksud pertemuan kami hari ini yakni agar bisa mengakselerasi penyaluran KUR. Karena potensi UMKM besar," kata Iskandar.