Bisnis.com, JAKARTA – Sektor perbankan terus memperluas jaringan ekosistem finansial melalui pemanfaatan digitalisasi, salah satunya yang dilakukan oleh bank pelat merah, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
VP Corporate Communication Bank Mandiri Ricky Andriano menyampaikan Bank Mandiri telah melakukan digitalisasi proses kredit untuk terus memberikan layanan yang lebih cepat dan nyaman kepada calon debitur dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Ricky mengungkapkan proses digitalisasi tersebut telah berhasil membuat proses pengajuan kredit di Bank Mandiri menjadi lebih efisien dan terpadu.
“Terutama bagi calon debitur yang sudah masuk ke dalam ekosistem bisnis Bank Mandiri, sehingga membuat proses targeting customer kami lebih prudent,” kata Ricky kepada Bisnis, Jumat (15/7/2022).
Ricky menambahkan dalam proses pemberian kredit, Bank Mandiri senantiasa terus mengedepankan tata kelola manajemen risiko yang sehat dan menjaga risk appetite bank. Selain itu, perseroan juga menjaga kualitas pembiayaan dengan tingkat risiko sesuai pada koridor yang telah ditetapkan.
“Dari sisi penyaluran kredit, kami melihat pertumbuhan kredit masih akan terus terakselerasi,” ucapnya.
Baca Juga
Tercatat, hingga Mei 2022, emiten bersandi saham BMRI itu telah membukukan pertumbuhan kredit sebesar 11,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Kredit yang disalurkan Bank Mandiri tumbuh dari Rp784,3 triliun menjadi Rp873,9 triliun.
“Proyeksi hingga akhir tahun [2022], kredit Bank Mandiri dapat tumbuh di atas 8 persen yoy secara konsolidasi,” tuturnya.
Namun, Ricky menilai adanya risiko utama yang membayangi kinerja perbankan saat ini, yakni masih tingginya risiko geopolitik, ancaman inflasi global, serta normalisasi kebijakan global dan domestik.