Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proporsi Kredit Korporasi BRI (BBRI) Capai 16 Persen di Kuartal II/2022

Kredit BRI juga mengalami pertumbuhan double digit secara tahunan hingga kuartal II/2022, di mana seluruh segmen pinjaman BRI tumbuh positif.
Kantor pusat Bank Rakyat Indonesia/Dok. BRI
Kantor pusat Bank Rakyat Indonesia/Dok. BRI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatat secara bank only proporsi kredit korporasi perseroan berada di kisaran 16 persen hingga akhir Juni 2022.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan kredit perseroan juga mengalami pertumbuhan double digit secara tahunan hingga kuartal II/2022, di mana seluruh segmen pinjaman BRI tumbuh positif.

"Saat ini, proporsi kredit non UMKM [korporasi] BRI berada di kisaran 16 persen [per Juni 2022], di mana angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, yakni sebesar 17,53 persen dari seluruh total kredit BRI," jelas Aestika kepada Bisnis, Senin (25/7/2022).

Dia menjelaskan main driver pertumbuhan kredit BRI masih pada segmen UMKM atau usaha mikro kecil dan menengah, utamanya pada segmen mikro.

Meskipun kredit korporasi bukan merupakan core business BRI, Aestika mengatakan emiten bersandi saham BBRI itu akan terus mendorong segmen korporasi untuk tetap tumbuh.

"Meskipun volume kredit korporasi didorong tetap tumbuh, namun pertumbuhannya tidak akan setinggi kredit UMKM," tambahnya.

Adapun di tahun 2025, BRI memiliki visi porsi komposisi kredit UMKM mencapai hingga 85 persen, sementara porsi kredit korporasi akan dijaga maksimal berada di kisaran 15 persen dari total kredit yang disalurkan BRI.

"BRI melihat prospek pembiayaan segmen korporasi masih cukup besar, seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi dari dampak pandemi Covid-19, serta dukungan penyelesaian proyek strategis nasional," ungkapnya.

Aestika menyampaikan terdapat beberapa strategi utama dalam pengembangan bisnis korporasi BRI. Pertama, pertumbuhan selektif dan meningkatkan kualitas asset dengan mengutamakan sektor-sektor yang memiliki resiliensi tinggi dari pandemi, seperti agribisnis.

Adapun strategi kedua, yakni dengan menyasar sektor yang berdampak atau memicu pertumbuhan ekonomi seperti infrastruktur, manufaktur, dan kelistrikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper