Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) meyakini kebijakan Bank Indonesia, yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen, tidak akan memengaruhi kinerja kredit perseroan.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan bahwa perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan kredit. Pasalnya, suku bunga bukan satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit nasional.
Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, kata Aestika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, BRI yakin tetap mampu menumbuhkan kinerja kredit.
“BRI tetap optimistis mampu menumbuhkan kredit di kisaran 9 persen hingga 11 persen secara year-on-year [yoy] sampai dengan akhir tahun 2022, atau sampai dengan saat ini tidak merevisi pertumbuhan yang ditetapkan pada awal tahun,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (24/8/2022).
Dia memaparkan perseroan mempunyai strategi untuk mempertahankan kinerja secara berkelanjutan di tengah kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak.
Emiten bank berkode saham BBRI tersebut akan tetap fokus pada pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat serta minim eksposur terhadap gejolak ekonomi global, seperti sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.
Baca Juga
“Selain itu menerapkan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk penguatan pertumbuhan ekonomi domestik,” ujarnya.
BBRI juga tetap selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah. Penerapan soft landing strategy juga dilakukan lewat pembentukan cadangan yang cukup guna mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.
Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, BRI berencana meningkatkan dana murah atau current account saving account (CASA) secara gradual dari 63 persen pada 2021 menjadi 66 persen tahun ini. Caranya dengan melakukan penetrasi transaksi wholesale hingga digital saving BRI.