Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Ancaman Lonjakan Inflasi, BI Beberkan Arah Kebijakan hingga Akhir Tahun

BI mengatakan ada gangguan rantai pasok global dari eksternal. Sedangkan dari dalam negeri, tekanan inflasi akan meningkat sejalan dengan permintaan masyarakat.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan inflasi ke depan diperkirakan meningkat yang salah satunya dipicu oleh kenaikan harga BBM.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Solikin M. Juhro menyampaikan bahwa kenaikan inflasi hingga saat ini lebih disebabkan oleh sisi supply.

Dari sisi eksternal, terjadi gangguan rantai pasok global. Sementara di dalam negeri, inflasi diperkirakan terus meningkat sejalan dengan permintaan masyarakat yang menguat.

Adapun, hingga akhir tahun pemerintah memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai kisaran 6,6 hingga 6,8 persen, jauh di atas proyeksi sebelumnya.

Solikin mengatakan, kebijakan moneter BI hingga akhir tahun akan diarahkan untuk tetap menjaga stabilitas.

“Kita akan upayakan menjaga stabilitas nilai tukar, baik dari sisi inflasi maupun tekanan eksternal, dengan tetap mengelola atau mendorong momentum pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung,” dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia: Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia, Rabu (7/9/2022).

Dia menyampaikan, perekonomian Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan yang positif, namun masih belum tumbuh secara kuat. Oleh karena itu, momentum pertumbuhan ekonomi yang positif pada kuartal II/2022 perlu terus dijaga.

Langkah stabilisasi nilai tukar terutama akan dilakukan melalui triple intervention dan operation twist.

Kebijakan pengetatan likuiditas pun kata Solikin akan dipastikan tidak mengganggu kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit.

Pada Rapat Dewan Gubernur bulan lalu, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.

Solikin menjelaskan, kebijakan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah BI untuk untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper