Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garap Penyedia Kredit di Tokopedia (GOTO), Tokoscore Rilis Fitur Fraud Flags

Tokoscore membidik lebih banyak mitra lembaga jasa keuangan (LJK) memanfaatkan layanan penilaian kredit fiturnya terus diperkuat.
Direktur Tokoscore Evita CEO Tokoscore sekaligus CTO Tokopedia Herman Widjaja/Bisnis.com-Aziz R
Direktur Tokoscore Evita CEO Tokoscore sekaligus CTO Tokopedia Herman Widjaja/Bisnis.com-Aziz R

Bisnis.com, JAKARTA - Penyedia layanan innovative credit scoring (ICS) terafiliasi Tokopedia, PT Semangat Digital Bangsa alias Tokoscore meluncurkan dua fitur baru, dengan harapan menarik lebih banyak lembaga jasa keuangan (LJK) menjadi pengguna.

Terkini, Tokoscore meluncurkan fitur income prediction untuk memprediksi nilai pendapatan dari calon peminjam, serta fraud flags untuk memberikan gambaran apabila calon peminjam pernah memiliki aktivitas atau perilaku mencurigakan di Tokopedia.

CEO Tokoscore sekaligus Chief Technology Officer Tokopedia Herman Widjaja menjelaskan dua fitur terbaru ini harapannya bisa mempermudah para mitra lembaga jasa keuangan (LJK) menilai kapasitas dan karakter calon peminjam, khususnya segmen yang belum sempat mendapatkan akses ke layanan keuangan formal.

"Tokoscore bukannya ingin menggantikan credit scoring konvensional yang berbasis track record kredit calon peminjam. Tapi kami bisa melengkapi penilaian kredit dari sisi lain, yaitu melalui data-data alternatif, sebagai bahan pertimbangan para mitra LJK. Harapannya, layanan kami bisa ikut mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia," ujarnya ketika ditemui di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (16/9/2022).

Produk atau layanan Tokoscore dinilai berdasarkan aktivitas transaksi dan pola perilaku calon peminjam di platform Tokopedia. Namun, Herman menegaskan bahwa produk atau layanan Tokoscore hanya memberikan hasil scoring kepada para mitra strategis, tidak pernah dalam bentuk data spesifik pengguna.

"Kami mengedepankan prinsip keamanan dan perlindungan data pribadi peraturan yang berlaku. Tokoscore pun telah memiliki sertifikasi ISO 27001 sehingga para mitra strategis dapat menggunakan layanan ICS dari Tokoscore secara aman," tambah Herman.

Sebelumnya, Tokoscore telah menyediakan produk alternative credit scoring yang memberikan penilaian berdasarkan data alternatif dari calon peminjam kepada mitra strategis dengan menganalisis profil risiko calon peminjam.

Selain itu, ada juga fitur address validation dan phone validation memberikan validasi data alamat dan nomor telepon dari calon peminjam untuk membantu proses verifikasi mitra strategis.

Seluruh produk ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dari mitra strategis dan diakses secara real time, sehingga bisa membantu membuat keputusan kredit yang cepat dan akurat.

Direktur Tokoscore Evita Soetjoadi menekankan bahwa sejak resmi berdiri pada awal tahun lalu, mitra LJK yang telah memanfaatkan layanannya terus meluas, mulai dari sektor perbankan, multifinance, penyedia kredit digital dan bayar tunda (paylater), sampai teknologi finansial pendanaan bersama alias P2P lending.

"Dibandingkan tahun lalu, jumlah mitra LJK kami terus bertumbuh mencapai tiga kali lipat. Fitur baru ini harapannya bisa membawa lebih banyak lagi LJK yang tertarik menjadi mitra Tokoscore dan memanfaatkan layanan Tokoscore secara optimal," jelas Evita

Apabila semakin banyak LJK yang memanfaatkan Tokoscore, pada akhirnya akan lebih banyak pengguna Tokopedia yang tadinya belum memiliki riwayat kredit, alias unbankable dan underserved, menjadi lebih mudah mendapatkan pinjaman LJK formal.

"Ke depan, Tokoscore akan terus berinovasi dan berkolaborasi dengan para mitra strategis, agar lebih banyak masyarakat bisa mendapatkan akses finansial melalui berbagai pilihan produk yang inklusif dan terjangkau, demi meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," tutupnya.

Sekadar informasi, saat ini Tokoscore resmi menjadi anggota Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Selain itu, Tokoscore pun telah terdaftar sebagai penyedia credit scoring dalam naungan Inovasi Keuangan Digital (IKD) di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), alias berada dalam proses regulatory sandbox.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper