Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) berakhir stagnan pada penutupan perdagangan Jumat (23/9/2022) di level Rp1.035 per lembar saham. Capaian harga ini jika dihitung sepanjang tahun berjalan telah turun -59,73 persen atau dari level Rp2.570 per lembar. Sedangkan jika diukur periode yang sama tahun sebelumnya melemah 23,04 persen.
Meski tren harga sahamnya tengah dalam pelemahan, BBYB tengah merancang aksi korporasi jumbo berupa penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue. Perusahaan yang dikendalikan kelompok Akulaku dan Gazco ini bersiap menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru pada kuartal IV/2022.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan pelaksanaan rights issue dilakukan untuk memenuhi ketentuan modal inti seperti yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan. Dia mengatakan, dana segar dari suntikan pemegang saham ini akan digunakan untuk memperkuat modal inti, serta untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan, di antaranya penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
“Pelaksanaan rights issue ini juga guna pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan [POJK] Nomor 12/POJK. 03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang mewajibkan setiap bank umum memiliki modal inti minimum sebesar Rp3 triliun hingga akhir tahun 2022,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Jumat (23/9/2022).
Sampai dengan akhir Juni 2022, bank digital dengan maskot kucing itu belum memenuhi modal inti minimum yang ditentukan regulator. Adapun, modal inti (tier 1) yang dimiliki BBYB saat ini sebesar Rp2 triliun, atau naik 74,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya bernilai Rp1,14 triliun.
Dia mengatakan optims dapat memenuhi aturan modal dari OJK. “Saat ini kami sudah di tengah-tengah proses pelaksanaan rights issue dan tentunya akan rampung di kuartal IV tahun ini,” sambungnya.
Baca Juga
Saat modal inti bertambah, BBYB sendiri terlihat memperbaharui aplikasi Neobank yang dimiliki. "Konsistensi BNC dalam memperkenalkan berbagai fitur inovatif tentunya berimbas terhadap peningkatan indikator kinerja perseroan,” ungkapnya.
Penambahan fitur ini diyakini dapat menjadi solusi atas kebutuhan finansial dan transaksi nasabah.