Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Pacu Digitalisasi, Muamalat hingga BSI (BRIS) Agresif Kembangkan Teknologi

Bank syariah mulai agresif menggarap pasar digital seiring dengan perubahan perilaku konsumen akibat pandemi Covid-19.
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan syariah terus memacu digitalisasi layanan hingga core banking seiring dengan perubahan perilaku konsumen akibat pandemi Covid-19. Langkah ini sekaligus mendorong bank agar mampu meraih pendapatan di luar penyaluran pembiayaan.

Berdasarkan catatan Bisnis, tiga bank syariah di Indonesia, yakni PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Bank Mega Syariah, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), sejauh ini terus mendorong perbaikan layanan perbankan dari sisi digital.

Persentase transaksi kanal digital di Bank Muamalat, misalnya, telah mencapai 90 persen dari keseluruhan transaksi. Mayoritas transaksi tersebut dilakukan melalui aplikasi mobile banking Muamalat Digital Islamic Network (DIN).

Direktur Operasi Bank Muamalat Awaldi mengatakan saat ini telah terjadi pergeseran kebiasaan nasabah yang lebih aktif menggunakan layanan digital, sehingga kunjungan ke kantor cabang semakin berkurang. Pandemi Covid-19 menjadi katalis perubahan tersebut.

“Transaksi digital sebelum pandemi hanya sekitar 30 persen dari total transaksi. Dengan adanya peningkatan menjadi 90 persen ini menunjukkan bahwa nasabah kami sudah lebih aktif dan nyaman bertransaksi menggunakan Muamalat DIN,” ujarnya, Minggu (25/9/2022).

Menurut Awaldi, hal tersebut juga menjadi bagian strategi dari bank syariah pertama di Indonesia ini untuk terus memacu penghimpunan dana murah atau current account saving account (CASA).

Selama masa pandemi sampai September 2022 Muamalat DIN telah memproses transaksi dengan nominal lebih dari Rp46 triliun yang berasal dari 33 juta transaksi. Lebih dari 70 persen berupa transaksi transfer elektronis.

Sisanya adalah transaksi lain seperti pembelian pulsa dan top-up uang elektronik. Sejak diluncurkan pada akhir 2019 lalu sebagian besar nasabah lama dan hampir semua nasabah baru sudah menjadi pengguna Muamalat DIN.

Sementara itu, Bank Mega Syariah baru-baru ini menjalin kerja sama dengan IBM Indonesia untuk memodernisasi sistem core banking dan sistem pengembangan berbasis IBM Power. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan performa dan menurunkan konsumsi daya sistem.

Darwinsyah, IT Infrastructure, IT Security & IT Operation Division Head, Bank Mega Syariah, mengatakan bahwa dengan penggunaan IBM Power, performa core banking system perusahaan dapat meningkat hingga 300 persen dan menurunkan konsumsi daya sistem sebesar 120 persen.

IBM Power dirancang untuk menyesuaikan beban kerja paling intensif untuk data perusahaan, menghadirkan komputasi khusus untuk kelas bisnis dengan kombinasi ketersediaan, keamanan, dan fleksibilitas dari penerapan hybrid cloud.

“Bank Mega Syariah percaya bahwa transformasi digital mampu menghasilkan produktivitas dan efisiensi operasional yang lebih besar, dan tentunya berdampak pada kualitas layanan kami kepada nasabah,” ujarnya.

Menurutnya, di tengah era digital, bisnis dari berbagai sektor di Indonesia dipacu untuk terus bertransformasi secara digital untuk tetap kompetitif, beroperasi secara lebih efisien, dan mampu menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik untuk para pelanggannya.

Super Apps

Bank Syariah Indonesia atau BSI, yang memimpin pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia, juga tidak ketinggalan memacu upaya digitalisasi. Emiten berkode saham BRIS ini diketahui tengah merancang super apps guna meningkatkan layanan pada nasabah.

Senior Vice President Corporate Secretary & Communication BSI Gunawan Arief Hartoyo mengatakan aplikasi super tersebut akan meluncur pada awal 2023. Langkah ini bertujuan memperluas layanan, sekaligus meningkatkan fee based income perseroan.

“Kami melakukan penguatan operasional melalui platform digital BSI melalui inovasi BSI super app,” ujarnya dalam paparan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Jumat (23/9).

Tidak hanya fokus di platform, lanjutnya, perusahaan juga terus mempersiapkan talenta dan fundamental IT serta digital. Seluruh proses digitalisasi di BSI akan menuju pada efisiensi.

Sebelumnya, Direktur Utama BSI Hery Gunardi berharap pada awal tahun depan purwarupa dari super aplikasi BSI Mobile sudah dapat hadir. Super aplikasi tersebut akan meningkatkan kapabilitas user experience dan tampilan yang jauh lebih baik dari versi mobile sekarang.

Direktur Teknologi Informasi BSI Achmad Syafi'i menambahkan bahwa aplikasi super milik BSI nantinya tidak hanya dapat digunakan untuk transaksi, tetapi juga untuk pembiayaan termasuk untuk mendukung ekosistem islami, dari hulu hingga hilir.

BSI sejauh ini telah mengembangkan beragam fitur baru di mobile banking, antara lain customer onboarding dengan memanfaatkan layanan biometrik untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah yang ingin membuka rekening.

Saat ini BSI Mobile memiliki jumlah pengguna aktif mencapai 4,07 juta pengguna, atau tumbuh 81 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, BSI Mobile juga telah memproses 251 juta transaksi per Juni 2022, meningkat sekitar 209 persen secara tahunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper