Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Ungkap Pangsa Pasar Reasuransi di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat menjadi katalisator bagi perkembangan industri asuransi untuk industri reasuransi.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan kepada media, Senin (19/9/2022). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan kepada media, Senin (19/9/2022). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat menjadi katalisator bagi perkembangan industri asuransi sehingga memacu industri reasuransi.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan di tengah ketidakpastian global yang membayangi, Indonesia masih memiliki kondisi ekonomi domestik. Saat ini, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi  5,44 persen pada kuartal II/2022. Jika dibandingkan dengan negara lain, kata Airlangga, Indonesia berada di posisi yang kuat di antara tujuh negara di dunia.

Saat yang sama merujuk data OJK pada Juli 2022, Airlangga menyampaikan jumlah total aset industri asuransi telah mencapai Rp1,738 triliun, sedangkan aset asuransi hanya berkontribusi sebesar 2,1 persen atau Rp35,76 triliun, namun tumbuh 33,6 persen dibandingkan Desember 2019. Artinya Indonesia membutuhkan reasuransi memainkan peran penting dalam memastikan industri asuransi mengenali eksposur apa yang harus diharapkan dalam waktu dekat.

“Pemain reasuransi di Indonesia hanya ada delapan. Jadi pangsa pasarnya masih besar, mengingat jumlah pemain asuransi Indonesia sekitar 138 perusahaan,” kata Airlangga dalam acara Indonesia Re International Conference 2022 bertajuk ‘Reinsurance and Economic Resilience: Dealing with Climate Change, Pandemic and Geopolitical Challenges’, Rabu (28/9/2022).

Menko Perekonomian periode 2019 – 2024 itu menyampaikan bahwa sebagian besar perusahaan asuransi Indonesia masih menempatkan risikonya pada reasuransi luar negeri. Untuk itu, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah 3 Tahun 2020 untuk melonggarkan batas kepemilikan asing pada bisnis yang terkait dengan asuransi.

Di samping itu, Airlangga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia tengah dihadapkan pada risiko yang tak terduga, mulai dari teknologi, iklim dan bencana alam, dan jenis penyakit baru.

“Indonesia harus terbiasa dengan badai lain yang akan datang dan kita harus waspada dan siap untuk menanganinya. Oleh sebab itu, ini adalah waktu yang tepat bagi reasuransi untuk menjadikan ketidakpastian ini sebagai peluang untuk turut serta menjaga ketahanan ekonomi nasional,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper