Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengungkapkan komitmennya untuk mendukung penerbitan saham baru atau rights issue, yang akan dilaksanakan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dalam wakut dekat.
Sebagai induk usaha sekaligus pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan sebesar 50,83 persen, emiten berkode saham BMRI tersebut akan melaksanakan haknya dengan membeli dan menyerap saham baru yang diterbitkan oleh Bank Syariah Indonesia atau BSI.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan pihaknya tengah berkoordinasi dengan stakeholder dan pemegang saham BSI lainnya, dalam menentukan jumlah penyerapan saham baru yang akan dieksekusi BMRI.
Meski belum memerinci berapa jumlah saham yang akan diserap, Rudi memastikan bahwa Bank Mandiri akan mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham mayoritas BSI.
“Komitmen kami sebagai induk usaha dan pemegang saham mayoritas di BSI, adalah mendukung penguatan rasio kecukupan modal BSI, agar mampu menjadi bank syariah terbesar di regional, sesuai amanat pemerintah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (30/9/2022).
Selain Bank Mandiri, saham BSI saat ini juga dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI sebesar 24,85 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI 17,25 persen, serta pemegang saham lainnya dan publik sebesar 7,07 persen.
Baca Juga
Adapun pemerintah telah menempatkan satu lembar saham dwiwarna di BSI sejak Mei 2022. Dengan saham tersebut, terdapat kewenangan negara dalam pengawasan BSI. Hal ini mengingat adanya keistimewaan hak selaku pemegang saham dwiwarna di atas pemegang saham lainnya.
Rudi menambahkan bahwa melalui penguatan kecukupan modal, Bank Mandiri selaku induk usaha berkomitmen menjadikan BSI sebagai bank syariah rujukan utama bagi nasabah dan pelaku usaha, yang membutuhkan jasa keuangan berprinsip syariah.
Dengan demikian, hal tersebut akan melengkapi berbagai layanan milik Mandiri Group sebagai langkah konkret perusahaan dalam mendukung perekonomian nasional.
Dalam upaya memperkuat modal atau capital adequacy ratio (CAR), BSI telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 6 miliar saham baru melalui skema rights issue pada kuartal IV/2022.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa dana tambahan dari rights issue itu nantinya untuk mendukung ekspansi BSI secara organik yakni melalui penyaluran pembiayaan murah dan kompetitif bagi masyarakat.
“Penguatan permodalan ini tentunya akan dimanfaatkan BSI untuk mengembangkan bisnis sehingga dapat memberikan profitabilitas yang optimal bagi pemegang saham,” ujarnya.
Emiten bersandi BRIS itu diproyeksikan dapat menghimpun dana hingga Rp5 triliun dari penawaran saham baru. Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi target pembiayan, serta mendorong CAR perseroan ke level lebih dari 20 persen pada 2025.
Berdasarkan laporan keuangan BSI sampai dengan Juni 2022, Kewajiban penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat sebesar 17,31 persen. Angka itu turun dibandingkan dengan posisi Juni 2021 yang mencapai 22,27 persen.
Meski demikian, indikator kinerja lainnya milik BSI tercatat meningkat tecermin dari return on equity (ROE) yang menjadi indikator kemampuan dalam meningkatkan laba. ROE milik BSI sampai Juni 2022 tercatat 17,66 persen dibandingkan dengan Juni 2021 sebesar 14,14 persen.
Dari sisi nilai penghimpunan laba bersih, BSI berhasil membukukan laba Rp2,13 triliun atau bertumbuh hingga 41 persen dibandingkan dengan posisi Juni 2021.