Bisnis.com, JAKARTA – Survei Bank Indonesia (BI) menyebutkan permintaan kredit korporasi pada September 2022 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Survei Penawaran dan Permintaan Pembayaran Perbankan September 2022 melaporkan bahwa peningkatan permintaan tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 18,4 persen, atau lebih tinggi dari Agustus 2022 yakni 17,9 persen.
“Kebutuhan pembiayaan tersebut terutama dipenuhi dari dana sendiri yang masih menjadi mayoritas sumber pembiayaan, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik yang keduanya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya,” tulis survei BI, Selasa (18/10/2022).
Sejumlah sektor yang tercatat mengalami peningkatan kebutuhan pembiayaan, antara lain transportasi dan pergudangan, pertanian, serta infokom. Hal ini terutama untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban yang jatuh tempo.
Direktur Eksekutif Segara Institut Piter Abdullah mengatakan permintaan kredit sampai dengan saat ini masih di bawah level sebelum pandemi. Artinya, perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih setelah diterpa pandemi Covid-19.
Namun, seiring dengan meredanya pandemi, aktivitas sosial ekonomi masyarakat terus meningkat. Permintaan domestik akan mendorong pertumbuhan konsumsi yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan produksi.
Baca Juga
“Hal ini membutuhkan pembiayaan yang salah satunya dari kredit perbankan. Dengan asumsi tren pulihnya ekonomi terus berlanjut, permintaan kredit korporasi masih akan tumbuh sampai dengan akhir tahun dan juga tahun depan,” ujarnya kepada Bisnis.
Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menilai permintaan kredit korporasi sampai dengan akhir 2022 masih cukup baik. Menurutnya, dampak global baru akan terasa ke segmen korporasi pada pertengahan 2023.
Dia mengemukakan bahwa bank harus mulai mengantisipasi ancaman globa mulai awal tahun depan. Hal tersebut perlu dilakukan perbankan, meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan sinyal untuk memperpanjang masa restrukturisasi kredit Covid-19.
Dari pelaku industri perbankan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan mempertajam fokus bisnis dengan mengedepankan potensi kewilayahan dan bersinergi dengan perusahaan anak untuk menjadi competitive advantage.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati menyampaikan perseroan optimistis bahwa Indonesia masih memiliki sumber pertumbuhan ekonomi ke depan, yang akan bertahan dari dampak tekanan ekonomi global.
“Bank Mandiri menitikberatkan optimalisasi bisnis melalui pengembangan layanan yang dapat menjangkau lebih banyak korporasi di berbagai daerah. Dengan begitu, kami berharap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih merata,” tuturnya.
Sampai dengan Agustus 2022, emiten berkode saham BMRI ini telah menyalurkan kredit wholesale sebesar Rp580,18 triliun. Nilai itu tumbuh hingga 8,36 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) bila dibandingkan periode akhir Agustus 2021.
Pertumbuhan kredit wholesale Bank Mandiri disumbang oleh segmen corporate banking yang mencapai Rp353,75 triliun per Agustus 2022, meningkat Rp15,8 triliun secara tahunan.