Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inklusi dan Literasi Keuangan Naik, Bos OJK Ungkap Tantangan ke Depan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkap tantangan meningkatkan inklusi dan literasi keuangan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks inklusi dan literasi keuangan Indonesia meningkat berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, akan ada tantangan yang mesti dihadapi oleh industri jasa keuangan ke depan.

Berdasarkan hasil SNLIK 2022, indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 85,10 persen. Lalu, indeks literasi keuangan mencapai 49,68 persen.

Indeks inklusi keuangan Indonesia tahun ini naik 8,91 basis poin (bps) jika dibandingkan dengan SNLIK pada 2019 yang mencapai 76,19 persen. Sementara, indeks literasi keuangan Indonesia naik 11,65 bps jika dibandingkan SNLIK sebelumnya 38,03 persen.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan hasil survei tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia, lebih banyak lagi jumlah masyarakat yang memahami dan mengenal produk jasa keuangan.

"Jadi, tiga dari lima orang yang menggunakan layanan keuangan itu telah mengerti tentang manfaat layanan tersebut atau sudah mendapatkan literasi," katanya dalam puncak acara Bulan Inklusi Keuangan 2022 pada Sabtu (29/10/2022) di Jakarta.

Meski begitu, setelah mendapatkan literasi dengan baik, ada tantangan ke depan yang mesti dihadapi.

"Saya melihat, tantangannya adalah bagaimana memberikan utilisasinya kepada masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, setelah literasi keuangan naik, utilisasi yang ditawarkan berbagai produk jasa keuangan kepada masyarakat juga harus terus ditingkatkan.

Jika tidak dilakukan, lanjutnya, maka literasi keuangan itu tidak akan optimal. 

Oleh sebab itu, OJK gencar mendorong agar industri jasa keuangan memberikan utilisasi lebih kepada masyarakat. OJK juga menyasar pangsa pasar di luar kota besar dalam memberikan literasi keuangan.

"Kita perlu keluar dan jangkau daerah-daerah yang membutuhkan peningkatan literasi lebih baik," katanya.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari mengatakan, OJK juga menyiapkan strategi agar terus meningkatkan inklusi dan literasi keuangan, salah satunya lewat Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang digelar rutin setiap Oktober.

Pada Oktober tahun ini, kegiatan BIK 2022 digelar dengan tema Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat.

"Tahun ini kami ambil tema itu agar sektor jasa keuangan mampu mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan mendorong eksplorasi jumlah rekening hingga polis," ujar Friderica.

Strategi lainnya yang dilakukan OJK dalam mendorong inklusi dan literasi keuangan adalah kolaborasi antarpihak. Selain itu, penerapan teknologi informasi akan membantu percepatan inklusi keuangan secara menyeluruh di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper