Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan sektor alat berat bagian PT Astra International Tbk. (ASII), PT Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) mengalami lonjakan laba bersih hingga dua kali lipat per September 2022.
Berdasarkan laporan keuangan SAN Finance, laba bersih di penghujung kuartal III/2022 ini tercatat tumbuh 148,4 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp74,62 miliar ketimbang periode sama tahun lalu senilai Rp30,03 miliar.
Hal ini tampak terdorong sisi pendapatan SAN Finance yang naik dari Rp289,47 miliar per September 2021 menjadi Rp367,66 miliar per September 2022. Pos pendapatan dari sewa pembiayaan menjadi kontributor utama pertumbuhan, karena naik 59,8 persen yoy menjadi Rp287,08 miliar.
Sebaliknya, sisi beban hanya naik tipis dari dari Rp250,94 miliar per September 2021 menjadi Rp271,54 miliar per September 2022. Terdorong efisiensi pos penyisihan kerugian penurunan nilai.
Secara umum, Grup Astra pun merasakan berkah peningkatan kontribusi laba dari anak usahanya di bidang pembiayaan alat berat, yaitu SAN Finance dan PT Komatsu Astra Finance (KAF).
Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro menjelaskan bahwa kontribusi laba bersih keduanya buat Grup Astra tercatat tumbuh sebesar 45 persen yoy menjadi Rp71 miliar.
Baca Juga
"Total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat meningkat 81 persen [yoy] menjadi Rp8,1 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini pun meningkat karena jumlah pembiayaan yang lebih besar," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/11/2022).
Terkhusus SAN Finance, peningkatan pembiayaan juga tercermin dari naiknya piutang pembiayaan sebesar 53,5 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp3,64 triliun. Alhasil, total aset juga terkerek menjadi Rp4,64 triliun dari sebelumnya Rp3,48 triliun di penghujung 2021.
"Perubahan nilai total aset pada laporan keuangan kuartal III/2022 perseroan mengalami kenaikan 40,3 persen [ytd] dibandingkan laporan keuangan akhir 2021, dikarenakan adanya kenaikan penyaluran pembiayaan kepada konsumen," jelas Kepala Divisi Akuntansi dan IT SAN Finance David Rony Rumagit dalam keterbukaan informasi kepada BEI.
Adapun, untuk mengimbangi permintaan pembiayaan yang tinggi, tentu SAN Finance perlu lebih giat menjaring sumber pendanaan, sehingga sisi liabilitas pada periode ini turut mengalami lonjakan signifikan. Tepatnya, dari Rp2,67 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp3,76 per September 2022.
"Perseroan mengalami lonjakan liabilitas sebesar 33,3 persen dibandingkan laporan keuangan akhir 2021, dikarenakan perseroan telah melakukan penarikan fasilitas pinjaman bank," tambah David.
Adapun, selain meraup pendanaan dari fasilitas pinjaman beberapa bank dengan berbagai skema, SAN Finance juga menjaring dana segar lewat penerbitan Obligasi Berkelanjutan SANF IV Tahap I Tahun 2022 senilai Rp750 miliar pada pertengahan 2022.