Bisnis.com, JAKARTA - Agen asuransi jiwa profesional yang tergabung dalam wadah Million Dollar Round Table (MDRT) optimistis ada peningkatan permintaan masyarakat akan produk asuransi pada 2023, sehingga kehadiran para agen berkualitas pun akan turut menjadi kebutuhan.
Country Chair MDRT Indonesia 2021-2023 Dedy Setio percaya bahwa masyarakat calon pembeli asuransi sebenarnya masih membutuhkan sentuhan tangan manusia. Hanya saja, profesi agen asuransi tengah mendapatkan sentimen negatif karena kasus-kasus misselling yang mencuat beberapa waktu belakangan.
"Maka, MDRT mendorong seluruh agen asuransi di Indonesia terus belajar, mengasah kualitas, dan mengenal produk secara baik, sehingga masyarakat selaku pemegang polis pun teredukasi dengan semestinya. Harapannya, kasus seperti misselling produk unit-linked kemarin itu tidak terjadi lagi," ujarnya ketika ditemui selepas acara di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (3/11/2022).
Hal ini pula yang melatarbelakangi 50 agen MDRT berbagi pengalaman lewat penerbitan buku 'Jejak Langkah Para Pemenang'. Harapannya, seluruh agen asuransi jiwa di Indonesia bisa lebih optimistis, terinspirasi, dan semakin bangga dengan profesinya sebagai pelayan para nasabah.
"Jumlah agen asuransi jiwa di Indonesia itu sekitar 500.000 orang, sementara yang sudah mencapai MDRT saat ini baru 2.644 orang. Rasionya terbilang rendah dibandingkan negara-negara lain. Harapannya, kisah dari 50 agen MDRT dalam buku ini bisa menjadi inspirasi, penegasan value dalam bekerja, sales idea, dan lain-lain, yang bisa membuka jalan para agen lain menjadi lebih sukses," tambahnya.
Turut hadir, Miliana Marten, Country Chair MDRT Indonesia periode sebelumnya sekaligus perwakilan agen asuransi jiwa MDRT dalam buku Jejak Langkah Para Pemenang, berharap inspirasi dalam buku ini menyadarkan para agen terkait peran besar mereka buat membantu masyarakat melewati titik-titik terendah dalam hidupnya.
Sebagai contoh, Mili menceritakan kisah soal bagaimana dirinya harus mengurus klaim atas teman dekatnya yang meninggal karena penyakit kritis, di mana santunan tersebut ternyata begitu berguna buat ibu mendiang sebagai ahli waris yang juga sudah hidup sendiri.
"Setiap harinya, kami sebagai agen asuransi itu mendapat penolakan dan dianggap sebelah mata oleh calon nasabah. Tapi kenapa kami tetap maju? Salah satunya, karena kita sadar bahwa pelayanan kita nanti itu begitu besar efeknya buat membantu seseorang yang sedang dalam masa-masa sulit," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Mili meyakini kisah sukses 50 agen MDRT dalam buku ini bisa menjadi percontohan bagi agen asuransi lain, memberikan kepercayaan diri untuk melayani nasabah semaksimal mungkin, hingga pada akhirnya bisa turut berdampak bagi kemajuan industri asuransi jiwa di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
