Bisnis.com, JAKARTA — Maraknya tren kendaraan bermotor listrik membutuhkan bentuk dukungan dari industri asuransi agar berkembang lebih pesat.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan, perusahaan asuransi saat ini tentunya masih berpikir bahwa kendaraan berbasis listrik hanya ada body dan battery saja. Meski demikian, banyak ruang lainnya yang membutuhkan dukungan asuransi sehingga menciptakan suatu ekosistem untuk kendaraan listrik berkembang lebih cepat.
“Banyak yang harus didiskusikan, sebagaimana diketahui kendaraan listik ini hanya memiliki body dan baterai saja, bagaimana nanti kalau debitur nya macet dan baterai nya diangkut, mobil pun sudah tidak bisa hidup lagi. Sehingga kita diharuskan beli baterai baru dan harganya sangat mahal, ini yang menjadi salah satu pertimbangan kami,” ujar Suwandi dalam webinar, Kamis (17/11/2022).
Baca Juga
Kemudian, harga kendaraan listrik dinilai masing terlalu mahal saat ini. APPI melihat kendaraan listrik saat ini baru dimiliki oleh kalangan yang memang memiliki dana untuk membeli kendaraan listrik tersebut. Di satu sisi, masyarakat pun juga pasti memikirkan harga secondary market.
Di Indonesia, tren kendaraan listrik terus bertumbuh, pemerintah saat ini pun tengah mempersiapkan infrastruktur kendaraan listrik, di mana pada tahun 2031 diproyeksikan sudah ada 7.000 tempat charging station kendaraan listrik di Indonesia.
Suwandi menambahkan, potensi pertumbuhan pasar listrik pada tahun 2035 untuk kendaraan roda 2 diproyeksikan terdapat 12 juta unit dan roda 4 berjumlah 1 juta unit. “Pasar EV di Indonesia akan tumbuh, karena penduduk Indonesia itu luar biasa besar. Kalo nanti ketersediaan mobil listrik nya sudah banyak, pasti satu per satu akan mulai masuk, tentunya harus diiringi dengan ketersediaan infrastruktur yang baik,” ujar dia.