Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksi Kredit Perbankan Tumbuh Hingga Dobel Digit Tahun Depan

Bank Indonesia (BI) menargetkan kredit perbankan tumbuh pada kisaran 9,5 hingga 11,5 persen, di tengah gejolak dan ketidakpastian global yang tinggi, pada 2023.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menargetkan kredit perbankan tumbuh pada kisaran 9,5 hingga 11,5 persen, di tengah gejolak dan ketidakpastian global yang tinggi, pada 2023.

Target pertumbuhan tersebut sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan sebesar 4,37 persen pada tahun depan.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menyampaikan target kinerja atau indikator kinerja utama (IKU) BI tahun 2023 kepada Komisi XI DPR RI, Senin (21/11/2022).

Perry menyampaikan, mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini dan tahun depan, maka bauran kebijakan BI akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan moneter akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas, sementara empat kebijakan lainnya, yaitu makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi dan keuangan yang inklusif, akan diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Terkhusus kebijakan makroprudensial, BI akan mengarahkannya untuk mendorong intermediasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.

“Kebijakan moneter kami arahkan untuk menurunkan inflasi inti segera ke sasaran lebih awal, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan respons suku bunga, intervensi valas maupun twist operation. Kebijakan makroprudensial akan diarahkan tetap longgar,” kata Perry.

Dia mengatakan, ketahanan sistem keuangan, terutama perbankan, masih tetap terjaga hingga Oktober 2022.

Hal ini tercermin dari permodalan perbankan yang kuat dengan rasio kecukupan modal yang tinggi, rasio kredit bermasalah yang tetap rendah, juga likuiditas perbankan yang tetap terjaga longgar.

Per Oktober 2022, BI mencatat kredit perbankan sebesar 11,95 persen secara tahunan, ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan hampir seluruh sektor ekonomi.  

Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan yang tercatat sebesar 18,4 persen secara tahunan.

Perbaikan intermediasi perbankan yang terus berlanjut ini didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring dengan membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit.

Sementara itu, dari sisi penawaran, meningkatnya penyaluran kredit ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper