Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bidik Rp4,13 Triliun dari Rights Issue, BTN (BBTN) Siap Ekspansi KPR

Ini yang akan dilakukan Bank Tabungan Negara (BBTN) usai membidik dana Rp4,13 triliun dari rights issue.
Pengunjung mencari informasi mengenai kredit hunian dalam pameran Indonesia Properti Expo 2020 di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung mencari informasi mengenai kredit hunian dalam pameran Indonesia Properti Expo 2020 di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN) menargetkan penambahan modal dari hasil rights issue sebesar Rp4,13 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk ekspansi kredit pemilikan rumah (KPR).

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan bahwa target nilai rights issue itu berasal dari suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2,48 triliun dan publik sebanyak Rp1,65 triliun.

"Dana tersebut seluruhnya dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas pembiayaan perumahan, khususnya subsidi," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu (23/11/2022).

Menurutnya, BTN memproyeksikan bahwa setelah rights issue, terjadi peningkatan pertumbuhan KPR dalam jangka waktu lima tahun yakni dari 2021 ke 2025 menjadi 1,3 juta unit dibandingkan lima tahun sebelumnya 800 ribu unit. Sementara, porsi KPR di BTN saat ini 60 persen subsidi dan 40 persen nonsubsidi.

BTN juga memproyeksikan tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) kredit dari 2022 hingga 2026 mencapai 12,4 persen.

Selain digunakan untuk ekspansi, dana hasil rights issue BBTN akan masuk menjadi modal tier-1.

"Kemudian akan dilaporkan ke pemegang saham, nanti diputuskan apakah ada dividen kembali ke pemegang saham baik pemerintah maupun publik," ungkapnya.

Menurutnya, saat modal minim pada 2020, BTN tidak membayar dividen. Kemudian, pada 2021 BTN membayar dividen 10 persen dari laba bersih tahun sebelumnya. "Dengan meningkatnya ekspansi diikuti peningkatan laba, mudah-mudahan dapat dividen lebih besar lagi," katanya.

Sedangkan, saat ini BTN sendiri masih menunggu terbitnya peraturan pemerintah (PP) dalam menggelar rights issue. Setelah terbit, BTN akan memfinalisasi dokumen dan perjanjian final registrasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kemudian, pada 2 Desember ditargetkan ada pernyataan efektif dari OJK. Cum date di pasar tunai dijadwalkan pada 14 Desember 2022. Lalu, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Desember 2022.

Periode perdagangan rights issue BTN ini akan digelar pada 16 Desember 2022 hingga 23 Desember 2022. Kemudian, distribusi hasil rights issue pada 20 Desember 2022 hingga 27 Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper