Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah isu pembangunan mandek apartemen Meikarta, PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) akan meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana aksi korporasi lewat skema rights issue dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar esok hari, Selasa (20/12/2022).
Dalam prospektus terbaru yang dibagikan, perseroan berencana menerbitkan sebanyak 681,81 juta helai saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dalam aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD II).
"Sehubungan dengan PMHMETD II dalam perubahan dan tambahan keterbukaan informasi ini, perseroan bermaksud untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 681.819.174 saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham atau setara dengan 12,90 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II," jelas manajemen Bank Nobu dalam keterbukaan informasi dikutip pada Senin (19/12/2022).
PT Star Pacific Tbk. (LPLI) dilaporkan menjadi pembeli siaga yang akan melakukan penyetoran dalam bentuk selain uang (inbreng) pada saat pelaksanaan PMHMETD II berlangsung.
Adapun, aset non-uang yang dimaksud merupakan Gedung Graha Lippo yang berlokasi di Jl. Boulevard Diponegoro No.101, Lippo Village, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, dengan nilai sebesar Rp368 miliar.
Manajemen Bank Nobu menjelaskan, nantinya sebagian ruangan yang terdapat pada Gedung Graha Lippo akan disewakan setelah terlaksananya inbreng.
Di samping itu, perusahaan milik James Tjahaja Riady yakni PT Putera Mulia Indonesia memastikan akan menyerap sebagian hak yang dimilikinya sebanyak-banyaknya Rp35 miliar atau setara dengan 59,12 juta helai saham.
Adapun, selain untuk membeli gedung yang merupakan aset LPLI, seluruh dana yang diperoleh dari pelaksanaan aksi korporasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur modal kerja perseroan.
"Untuk Modal Kerja Perseroan berupa penyaluran kredit kepada nasabah, dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp35.000.000.000 atau Rp35 miliar," pungkas manajemen.