Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Marak Kasus Asuransi, OJK Diminta Hidupkan Early Warning System

Pangsa pasar asuransi baik jiwa maupun non jiwa Indonesia merupakan terbesar kedua setelah Singapura. Namun penetrasi asuransi keseluruhan masih rendah.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pengamat memandang pangsa pasar asuransi di Indonesia masih besar dan memiliki peluang pertumbuhan yang cukup besar. Namun demikian hal ini tidak diimbangi dengan penetrasi asuransi, di mana sejauh ini masih rendah.

Economic Researcher Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa berdasarkan laporan bertajuk ASEAN insurance pulse, disebutkan bahwa pangsa pasar asuransi baik jiwa maupun non jiwa merupakan terbesar kedua setelah Singapura.

“Artinya hal tersebut menunjukkan bahwa pangsa pasar asuransi di Indonesia cukup besar dan ini juga sejalan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan yg tentu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan asuransi di dalam negeri,” ujar Yusuf kepada Bisnis, Rabu (21/12/2022).

Meskipun peluang pasar masih besar, namun beberapa tahun terakhir ini terdapat sejumlah produk dari perusahaan asuransi yang mengalami masalah, salah satunya adalah produk asuransi dari PT Wanaartha Life.

“Dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah dibentuknya OJK, beberapa cara telah dilakukan untuk mengembangkan industri asuransi. Salah satunya misalnya dalam bentuk peningkatkan capital requirement. Hanya saja, saat ini perlu adanya pendampingan terkait perencanaan untuk menjual produk perlu menjadi perhatian bagi regulator atau stakeholder terkait,” ujar Yusuf.

Terkait dengan hal tersebut, Yusuf menyampaikan bahwa OJK perlu memiliki upaya pencegahan terkait produk-produk asuransi yang terindikasi bermasalah merupakan hal yang kemudian perlu ditingkatkan dalam jangka menengah sampai panjang.

“OJK seharusnya punya semacam early warning system yang bisa menunjukkan bahwa suatu produk Asuransi bermasalah dan nantinya produk asuransi yang bermasalah ini diteruskan kepada para konsumen dari asuransi tersebut,” ujar Yusuf.

Dengan demikian, masyarakat bisa sadar terhadap produk yang mereka pegang dan bisa memutuskan langkah apa yang kemudian perlu dilakukan dari produk asuransi tersebut. Selain itu penyelesaian masalah dari asuransi yang telah terjadi dalam konteks ini Wahana Artha dan juga kemarin Jiwasraya juga mau memainkan peran penting dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk produk asuransi.

“Memang tidak mudah apalagi kalau kita lihat sekarang tanpa ada kasus ini pun pengetahuan ataupun informasi masyarakat terhadap produk Asuransi secara utuh kadang tidak terlalu baik sehingga pekerjaan rumahnya memang tidak akan ringan bagi OJK itu sendiri,” ujar Yusuf.

Di lain pihak, Executive Director Segara Research Institute Piter Abdullah menyampaikan bahwa penetrasi asuransi di indonesia termasuk paling rendah kalau dilihat dari potensi pasar yang ada. Hal ini disebabkan literasi yang rendah dan banyaknya kasus yang menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi.

“Untuk meningkatkan penetrasi asuransi dibutuhkan kebijakan yang konsisten dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat atas produk-produk asuransi. Selain itu pemerintah juga harus segera menyelesaikan kasus-kasus asuransi,” ujar Piter.

Menurut Piter, permasalahan asuransi indonesia, selain masyarakat yang literasinya rendah, kualitas SDM industri asuransi juga rendah. Banyak pegawai industri asuransi yang tidak sepenuhnya paham akan industri dan produk-produk asuransi.

“Literasi asuransi yang rendah disebabkan edukasi asuransi yang memang sangat terbatas. Sementara yang melakukan edukasi juga tidak banyak. Saya melihat perlu adanya peniingkatan edukasi dan literasi, serta penyelesaian masalah-masalah asuransi yang harus dilakukan secara simultan dan konsisten,” ujar Piter.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper