Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mencatat tren pertumbuhan kredit pada semester I/2025 jauh lebih baik dibanding kuartal I/2025.
“Kredit kita memang tumbuhnya enggak terlalu besar sampai semester I/2025, tapi udah jauh lebih baik dibanding kuartal I/2025,” kata Direktur Utama BBTN Nixon LP Napitupulu usai menghadiri Peluncuran Bale Korpora di Jakarta Selatan, Kamis (7/8/2025).
Kendati begitu, Nixon belum dapat membocorkan angka kinerja kredit maupun Dana Pihak Ketiga (DPK), lantaran laporan keuangan BBTN masih dalam proses audit. Dia mengungkap, laporan keuangan yang diaudit posisi 30 Juni 2025 akan diumumkan pada Agustus 2025.
Lebih lanjut, Nixon mengatakan, saat ini dana korporasi menjadi kontributor utama dalam struktur DPK perseroan. Dia menyebut, dana dari institusi, termasuk BUMN dan anak usaha, mencatat pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan penyaluran kredit dalam enam bulan pertama tahun ini.
Nixon memastikan, kinerja BBTN secara umum mengalami perbaikan pada semester I/2025 dibanding kuartal I/2025. “Rencananya akhir bulan ini. Sebelum akhir bulan ini, kurang lebih tanggal 20 sekian lah ya,” ungkapnya.
Adapun sebagai bagian dari strategi memperkuat likuiditas dan mendukung ekspansi kredit, BTN juga bersiap menerbitkan surat utang atau obligasi dalam waktu dekat.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, BTN berencana menerbitkan obligasi dengan nilai antara Rp2 triliun hingga Rp4 triliun pada semester II/2025.
Nixon kala itu menuturkan, penerbitan obligasi ini salah satunya ditujukan untuk pelunasan surat utang sebelumnya, mengingat terdapat surat utang BTN yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
Namun Nixon tidak menyebut berapa porsi yang akan digunakan untuk pelunasan obligasi yang wajib dipenuhi BTN dalam waktu dekat.
Adapun, obligasi BTN yang telah jatuh tempo pada 8 Juli 2025 dari Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2015 Seri D senilai Rp800 miliar yang memiliki kupon 10,5%.
BTN juga wajib membayar jatuh tempo surat utang pada 19 Agustus 2025 yang berasal dari Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2020 seri C sebesar Rp 196 miliar dengan bunga 8,4%. Rencana obligasi ini yang pada akhirnya membuat bank melakukan audit terhadap laporan keuangannya pada posisi 30 Juni 2025.