Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Fintech Society (IFSoc) optimistis investasi di platform peer-to-peer lending alias financial technology (fintech) di Indonesia akan tetap positif pada 2023, meski dunia dalam ancaman resesi global.
Steering Committee IFSoc Hendri Saparini menuturkan bahwa kondisi inflasi global telah mendorong investor menjadi lebih selektif dalam mendanai startup dan fokus pada profitabilitas dibandingkan pertumbuhan (growth). Hal ini dibuktikan dengan penurunan jumlah deals di Indonesia pada 2022.
Berdasarkan catatan IFSoc, sepanjang 2022, nilai pendanaan startup fintech Indonesia naik 8,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$1,42 triliun, dengan jumlah deals yang menurun.
Secara rata-rata, pendanaan tersebut mengalami peningkatan dari semula US$22,9 juta per deal pada 2021 menjadi US$34,6 juta per deal pada 2022.
Dia pun optimistis tahun depan investasi akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Indonesia setelah konsumsi rumah tangga. Dengan kondisi seperti itu, IFSoc meyakini investasi startup fintech masih cukup bagus pada 2023.
“Ke depan, pada 2023 investasi startup fintech ini masih cukup menarik walaupun ekonomi mengalami perlambatan, tetapi secara umum pertumbuhan ekonomi kita pada 2022 masih cukup bagus baik secara global maupun domestik,” kata Hendri dalam Webinar bertajuk “Catatan Akhir Tahun 2022 - Momentum Penguatan Fondasi Fintech dan Ekonomi Digital”, seperti dikutip pada Kamis (29/12/2022).
Baca Juga
Hendri juga menyoroti perusahaan startup yang kerap kali melakukan efisiensi dan optimasi biaya pengeluaran, serta mempersiapkan cashflow untuk memperpanjang runway. Hendri menjelaskan, runway sendiri adalah panjang umur startup sebelum cash flow kering.
Alhasil, fenomena ini menunjukkan selama tahun buku 2022, ekosistem startup fintech mengalami transformasi, sehingga membutuhkan penyesuaian terhadap model bisnis yang commercially viable. Perubahan ini mendorong iklim persaingan perusahaan fintech startup menjadi lebih sehat dan inovatif.
“Jadi ada ada hal yang perlu kita yakinkan adalah untuk tidak terlalu khawatir tentang tren investasi di fintech di indonesia,” pungkasnya.