Bisnis.com, JAKARTA — Manajemen PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN), yang sahamnya dimiliki oleh Bank Panin (PNBN) hingga investor saham kawakakan Lo Kheng Hong, memandang tren pembiayaan alat berat pada 2023 masih akan menarik seiring dengan proyeksi permintaan komoditas yang masih tinggi.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan tren pembiayaan alat berat pada 2023 bersumber dari permintaan di sektor tambang, logistik, infrastruktur, dan perkebunan.
“Kami melihat tren pembiayaan alat berat masih akan menarik seiring masih banyak permintaan dari sektor-sektor tersebut. Dengan demikian, kami menargetkan pembiayaan alat berat tahun ini sebesar Rp600 miliar,” ujar Harjanto kepada Bisnis, Selasa (3/2/2023).
Adapun untuk mencapai target pembiayaan 2023 perseroan akan fokus untuk meningkatan pelayanan customer Clipan dan nasabah Bank Panin sebagai induk perusahaan pada 2023.
Sebagai informasi, Harjanto menyampaikan pembiayaan heavy equipment (HE) atau alat berat pada 2022 mencapai Rp343,34 miliar. Dari angka ini pembiayaan paling banyak dikontribusi dari sektor tambang yakni sebesar 60 persen.
Di sisi lain, Emiten sektor pembiayaan ini hingga November 2022 telah mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp6,5 triliun, melampaui dari target 2022 sebesar Rp6 triliun.
Baca Juga
Harjanto menyampaikan pencapaian perseroan hingga November tersebut didukung oleh sejumlah faktor, diantaranya pertumbuhan permintaan di pasar pembiayaan mobil baru dan bekas di sisa akhir 2022.
“Kami mencatat banyak permintaan pembiayaan mobil baru dan bekas yakni dari segmen perusahaan, penggarapan nasabah-nasabah Panin Bank dan Repeat Order Clipan Finance, dan dari event yang dilaksanakan oleh Clipan Finance,” ujarnya.
Selain itu, pencapaian perseroan hingga November juga didukung oleh sejumlah strategi yang telah disiapkan oleh perseroan, yakni membentuk organisasi kewilayahan untuk membantu fokus bisnis perusahaan dan melakukan strategi dealer atau showroom Pareto dan Coverage Area.
“Strategi lainnya yang kami lakukan adalah menjalankan produk KPM Panin sebagai branding, melakukan pengembangan paket-paket kredit berdasar diversifikasi customer, menjalankan program Optical Characte Recognition (OCR), dan menjalankan program Credit Decesion Engine (CDE) untuk mempercepat proses kredit,” ujar Harjanto.