Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau BPD Sumut Rahmat Fadillah Pohan disebut telah dinonaktifkan. Kabar ini datang usai perusahaan mengumumkan rencana initial public offering atau IPO.
Dikutip dari berbagai pemberitaan, penonaktifan Rahmat Fadillah Pohan dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Sampai dengan berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari Bank Sumut atas penonaktifan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Bank Sumut baru saja mengumumkan langkah untuk melantai di bursa dengan mengincar dana senilai Rp1,49 triliun. Bank akan menawarkan 2,93 miliar lembar saham seri B dengan nominal Rp250. Aksi tersebut diperkirakan berlangsung pada Februari mendatang.
Dalam prospektus yang diterbitkan di Bisnis Indonesia, hari ini Kamis (5/1/2022) harga pelaksanaan IPO ditetapkan dalam rentang Rp350 hingga Rp510 per lembar. Dengan penawaran ini, maka sebanyak-banyaknya perusahaan akan meraup dana sebesar Rp1,49 triliun.
Aksi korporasi ini telah memperoleh pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan IPO. Persetujuan awal ini didapatkan pada 3 Januari 2023.
Selain itu, Bank Sumut juga telah mendapatkan penjaminan pelaksanaan emisi efek dari 4 perusahaan sekuritas, yakni PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Baca Juga
Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti menyatakan pelepasan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan aset bank.
“Dengan kinerja keuangan yang menghasilkan peningkatan laba, diharapkan kontribusi terhadap penghasilan asli daerah [PAD] ikut meningkat. Laba dari setiap badan usaha milik daerah akan menjadi PAD yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi daerah,” ujarnya.