Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Bank Sumut Bidik Rp1,49 Triliun, 80 Persen Dana untuk Ekspansi Kredit

Manajemen menargetkan 80 persen IPO PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. atau Bank Sumut akan difokuskan pada ekspansi kredit.
Tampilan situs resmi Bank Sumut./ www.banksumut.co.id
Tampilan situs resmi Bank Sumut./ www.banksumut.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. atau Bank Sumut membidik dana initial public offering (IPO) sebesar Rp1,49 triliun. Manajemen bakal mengalokasikan 80 persen dana hasil IPO untuk ekspansi kredit.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kevin Praharyawan selaku Direktur Investment Banking Capital Market PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi efek.

"Dari IPO structure, penggunaan hasil akan digunakan 80 persen untuk mendukung ekspansi kredit, khususnya pada sektor MSME, yang juga terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi," jelas Kevin dalam konferensi pers IPO Bank Sumut, Senin (9/1/2023).

Sementara sisanya, kata dia, sebesar 20 persen dilaporkan akan digunakan untuk melakukan perluasan kantor dan cabang serta akan digunakan untuk mengembangkan layanan perbankan digital atau IT.

Manajemen Bank Sumut lakukan untuk ekspansi bisnis dan untuk investasi terkait dengan gedung, peralatan, sewa kantor dan jauh lebih penting lagi untuk belanja IT kami dengan meningkatkan core banking sistem kita," pungkas Direktur Pemasaran Hadi Sucipto.

Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa Bank Sumut akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 helai saham baru atau sebesar 23 persen dari modal ditempatkan dan modal disetor.

Sebanyak 2 persen saham dari saham yang akan dikeluarkan, rencananya akan dibagikan melalui program employee stock allocation (ESA) yang merupakan pemberian sejumlah saham perusahaan kepada karyawan.

Adapun, rencana kepemilikan saham manajemen dan karyawan pada aksi IPO Bank Sumut ini diperkirakan sebesar 2,64 persen.

Sejalan dengan target yang ditentukan tersebut, manajemen Bank Sumut menuturkan bahwa faktor risiko kredit menjadi risiko utama yang memiliki pengaruh signifikan pada kelangsungan usaha perseroan.

"Risiko ini akan semakin tinggi apabila pemberian kredit dalam jumlah yang signifikan terkonsentrasi pada sekelompok perusahaan atau industri tertentu. Saat ini, kelompok industri terbesar yang memperoleh penyaluran kredit dari Perseroan adalah sektor industri rumah tangga yaitu sebesar 55,76 dari total kredit yang diberikan oleh Perseroan," tulis manajemen Bank Sumut.

Di samping itu, risiko tersebut dapat mempengaruhi likuiditas Bank sehingga mengakibatkan Perseroan harus mencari sumber dana baru yang mungkin lebih mahal dimana hal ini akan menurunkan kinerja Perseroan.

Sebagai informasi, hingga kuartal III/2022 tercatat meningkat sebesar 604 basis poin secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 74,52 persen menjadi 80,56 persen.

Kendati demikian, perseroan juga tercatat menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL gross) dari 3,67 pada September 2021 menjadi 2,76 pada September 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper