Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI rajin berekspansi ke luar Jabodetabek seiring dengan pemindahan ibukota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengatakan bahwa Bank DKI saat ini sedang gencar membuka jaringan baru di luar Jabodetabek. Terbaru, Bank DKI melakukan pembukaan sebanyak lima kantor cabang di luar Jabodetabek, tepatnya di Lampung, Semarang dan Sidoarjo. Pembukaan kantor cabang tersebut terdiri atas 2 kantor cabang konvensional dan 3 kantor cabang syariah.
"Kenapa kami lari ke sana, karena ke depannya DKI Jakarta sudah bukan lagi daerah khusus ibukota," katanya dalam seminar virtual yang digelar oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) pada Kamis (19/1/2023).
Seiring dengan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, Jakarta memang akan kehilangan status sebagai ibukota negara.
"Selain itu, kami harus cari pasar segmen UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] yang masih terbuka lebar," kata Fidri.
Seiring dengan ekspansi bisnisnya itu, Bank DKI menerapkan program dual banking leverage model (DBLM). Dengan demikian, nasabah yang menghendaki pilihan produk dan layanan syariah, seperti pembukaan rekening tabungan, giro, deposito bahkan pembiayaan mulai kredit usaha rakyat (KUR), pembiayaan investasi, modal kerja, ritel dan mikro maupun konsumer iB dapat dilakukan di seluruh kantor cabang Bank DKI.
Baca Juga
Sebelum ekspansi ke Lampung, Semarang, dan Sidoarjo pada awal tahun ini, Bank DKI telah beroperasi di luar Jabodetabek, seperti di Bandung, Gresik serta Solo. "Kami banyak lakukan business matching, saling support ekonomi," ungkap Fidri.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi juga mengatakan bahwa ekspansi Bank DKI di beberapa wilayah diharapkan dapat memperluas akses layanan keuangan dan berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di daerah setempat.
“Kami berharap pembukaan cabang di luar Jabodetabek harap dapat terjadi sinergi dan kolaborasi yang dapat memberikan manfaat bagi para pelaku ekonomi pada masing-masing wilayah," jelas Arie.
Selain ekspansi, Bank DKI juga gencar menjalankan strategi transformasi ekonomi digital, seperti peningkatan aspek sumber daya manusia (SDM) dan kemampuan teknologi informasi (IT). Bank DKI juga meningkatkan layanan dan operasional bisnisnya secara digital.
Bank DKI juga gencar bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan badan usaha milik daerah (BUMD). Selain itu, menjalankan kredit sindikasi dengan BPD lainnya.
Bank DKI sendiri telah mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 28,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau mencapai Rp726,38 miliar pada kuartal III/2022.
Raihan tersebut diikuti dengan pertumbuhan kredit sebesar 26,82 persen menjadi Rp46,7 triliun hingga akhir September 2022. Sementara itu, di tengah ketatnya persaingan perbankan dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK), Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 29,51 persen menjadi Rp60,9 triliun pada September 2022.