Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mau IPO, Margin Bunga Bersih Bank Sumut di Atas Rata-Rata!

Margin bunga bersih sebesar 6,84 persen pada triwulan III/2022, naik dari 6,73 persen pada periode sama 2021.
Bank Sumut juga terus mendorong efisiensi operasional, tingkat biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada triwulan III/2022 sebesar 75,19 persen, lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 77,23 persen./Istimewa
Bank Sumut juga terus mendorong efisiensi operasional, tingkat biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada triwulan III/2022 sebesar 75,19 persen, lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 77,23 persen./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten bank daerah, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. mencatatkan net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih di atas rata-rata bank daerah, bank BUMN, bahkan bank umum swasta nasional.

Plt. Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto menerangkan Bank Sumut, calon emiten yang siap melantai di bursa dengan kode perdagangan saham BSMT, mencatatkan margin bunga bersih sebesar 6,84 persen pada triwulan III/2022, naik dari 6,73 persen pada periode sama tahun 2021.

"Bank Sumut akan terus berekspansi meningkatkan kinerjanya, salah satunya dengan melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO. Dana IPO itu nanti akan digunakan untuk modal kerja, salah satunya dengan ekspansi penyaluran kredit serta meningkatkan infrastruktur teknologi kita. Yang paling penting lagi, dengan IPO, proses bisnis akan makin baik,” ujarnya dalam keterangan, Rabu (18/1/2023).

Berdasarkan Laporan Profil Industri Perbankan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara industri, bank pembangunan daerah (BPD) mencatatkan NIM 5,8 persen per September 2022, naik dibandingkan dengan September 2021 yang mencapai 5,74 persen.

Sementara itu, rata-rata NIM bank BUMN dan bank umum swasta nasional masing-masing sebesar 5,52 persen dan 4,29 persen.

Margin bunga bersih atau NIM adalah pembagian antara pendapatan bank dari bunga dengan bunga yang diberikan kepada nasabah. NIM menjadi salah satu ukuran utama tingkat profitabilitas perbankan.

Bank Sumut juga terus mendorong efisiensi operasional, tingkat biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada triwulan III/2022 sebesar 75,19 persen, lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 77,23 persen.

OJK, dalam Statistik Perbankan Indonesia, mencatat per Agustus 2022, tingkat BOPO bank umum swasta nasional sebesar 76,69 persen, lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya 77,34 persen.

Adapun, tingkat BOPO Bank Pembangunan Daerah (BPD) konvensional tercatat sebesar 75,42 persen, malah sedikit memburuk dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 75,38 persen.

Bank Sumut sendiri mencatatkan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah sebesar Rp2,39 triliun per 30 September 2022, naik Rp6,68 miliar atau 0,28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, pada 2021, perseroan membukukan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah total sebesar Rp3,20 triliun.

Sementara itu beban bunga dan bagi hasil dana Syirkah temporer per 30 September 2022 sebesar Rp566,23 miliar, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp743,61 miliar.

Untuk itu, Bank Sumut berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bunga dan pendapatan syariah bersih menjadi Rp1,84 triliun per 30 September 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,65 triliun.

Berdasarkan kinerja penghimpunan dana, Bank Sumut mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp33,38 triliun hingga September 2022, naik 1,11 persen year-on-year (YoY) dari sebelumnya Rp33,01 triliun.

Sesuai prospektus, bank daerah milik Provinsi Sumatra Utara ini telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak-banyaknya 2,93 miliar saham  atau mewakili 23 persen dari total saham Bank Sumut usai IPO. Penawaran mulai Kamis (5/1/2023) hingga Rabu (18/1/2023).

Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut, BPD pertama di luar Pulau Jawa yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia, mematok harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun.

Hingga September 2022, Bank Sumut berhasil membukukan laba bersih Rp520,57 miliar, tumbuh 17,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp443,29 miliar.

Secara tahunan, laba bersih Bank Sumut juga cukup solid, kecuali pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Pada 2019, laba bersih Bank Sumut tercatat sebesar Rp544,75 miliar, lalu turun menjadi Rp514 miliar pada 2020 dan kembali naik menjadi Rp613,60 miliar pada 2021.

Dari sisi profitabilitas, return on equity (ROE) atau tingkat pengembalian ekuitas Bank Sumut pada triwulan IIII/2022 sebesar 17,38 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 16,10 persen. Sementara itu, return on asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset sebesar 2,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 2,06 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper