Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyampaikan bahwa saat ini banyak rumah sakit berbondong ingin bekerja sama dengan badan penyelenggara jaminan kesehatan nasional (JKN) bidang kesehatan itu. Kondisi tersebut berbeda dengan 3 tahun lalu, di mana rumah sakit enggan menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan bahwa kerja sama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terus bertambah. Mulanya, pada saat BPJS Kesehatan beroperasi pada 2014, Ghufron mengaku bahwa BPJS Kesehatan hanya memiliki 18.437 FKTP. Bukan hanya itu, hingga 3 tahun silam, dia juga menuturkan rumah sakit tidak ingin bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
"3 tahun yang lalu itu banyak rumah sakit enggak mau kerja sama dengan BPJS. Sekarang antri kepengin kerja sama dengan BPJS. Ini luar biasa," kata Ghufron dalam webinar bertajuk 'Kesimpangsiuran antara Asuransi Komersial dan Sosial', Rabu (1/2/2023).
Ghufron yang juga merupakan seorang dokter dan akademisi itu memaparkan bahwa jumlah FKTP terus mengalami kenaikan hingga 23.730 FKTP pada 2022. Fasilitas kesehatan ini terdiri dari klinik pratama, dokter praktik perorangan, praktik dokter gigi, klinik TNI, klinik Polri, RS D Pratama, hingga Puskesmas.
Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga menyampaikan banyaknya rumah sakit yang melirik BPJS Kesehatan tidak terlepas dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang membukukan kinerja positif pada 2021, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang masih mengalami defisit.
Baca Juga
“Setelah positif, akhirnya kita bayar rumah sakit sebelum waktunya. Bahkan kita berikan uang muka untuk menjaga cashflow, makanya rumah sakit pada senang. Sekarang kita menaikkan tarifnya, bayar dokter, bayar rumah sakit. Kami juga mengembangkan berbagai macam inovasi, termasuk dari rumah pun bisa antri dan yang sehat pun bisa memanfaatkan,” katanya.
Sama halnya pada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) yang kini mencapai 2.963 FKRTL pada 2022, dari semula hanya 1.681 FKRTL pada 2014. Ghufron menuturkan bahwa lebih dari 50 persen FKRTL adalah rumah sakit swasta, yang jumlahnya mencapai 1.945 FKRTL pada 2022.
Ghufron menyampaikan bahwa kehadiran BPJS Kesehatan dan program JKN telah mendorong geliat pertumbuhan industri kesehatan swasta, khususnya rumah sakit. Alhasil, akses kesehatan menjadi semakin luas.
Sejalan dengan hal itu, Ghufron mengatakan bahwa penerimaan iuran (unaudited) BPJS Kesehatan meningkat lebih dari Rp100 triliun pada 2022. Dia merincikan bahwa pada 2014, BPJS Kesehatan hanya memperoleh pendapatan iuran sebesar Rp40,7 triliun. Sementara pada 2022, nilai itu meningkat menjadi Rp114 triliun.
“Kementerian itu jarang uang anggarannya setahun Rp144 triliun, makanya ini sekarang banyak yang tertarik ingin mengelola. Ini penerimaannya meningkat Rp100 triliun,” ujarnya.