Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkuat Transaksi Digital, Bos Artajasa Ungkap Strategi Bisnis ke Depan

PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) berkomitmen memberikan layanan transaksi digital yang optimal bagi perbankan dan mitranya.
Logo Artajasa/artasaja.co.id
Logo Artajasa/artasaja.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) berkomitmen memberikan layanan transaksi digital yang optimal sejalan dengan makin luasnya ekosistem bisnis perusahaan. Artajasa sendiri telah diperkuat dengan keberadaan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebagai salah satu pemegang saham.

Direktur Utama Artajasa M. Ma'ruf menjelaskan bahwa ke depan Artajasa diharapkan dapat menjalin sinergi grup bersama sejumlah ekosistem PPA hingga mampu melahirkan inisiatif yang bisa dilakukan bersama.

"Kami sekarang sudah punya bisnis di switching, money services, payment, berjalan seperti biasa, tapi memang ekosistemnya semakin luas dengan masuknya PPA kita perluas ke ekosistem di PPA," jelasnya dalam agenda media briefing di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Adapun pada tahun ini, Bos Artajasa mengungkapkan akan memfokuskan bisnisnya pada sistem pembayaran. "Karena semua bisnis ujung-ujungnya pembayaran. Mau bisnis apapun, ujung-ujungnya ekosistem pembayaran. Itu kita lihat ada potensi di grup PPA ini yang pada akhirnya nanti ada pembayaran yang bisa kita sinergikan," tambah Ma'ruf

Sementara sebagai upaya mendukung digitalisasi sistem keuangan, Artajasa mengungkapkan akan mengembangkan sejumlah fitur-fitur lainnya mulai dari perluasan transaksi penarikan uang tanpa kartu hingga perluasan QR Cross Border.

"Misalnya sekarang itu penarikan uang tanpa kartu atau cardless itu harus di masing-masing bank ke depan juga bisa antar bank, ke depan juga bisa antar bank " jelasnya.

Ma'ruf melanjutkan, setelah sukses mendukung upaya pemerintah membangun QR Cross Border Thailand dan Malaysia, dalam waktu dekat pihaknya berkomitmen untuk tetap mendukung perluasan sistem QR Cross Border ke sejumlah negara seperti Singapura dan Filipina.

"Dan mungkin next nya juga ada Korea dan Arab Saudi jadi kita ikuti sajalah BI mau arahnya kemana. Karena ini gak gampang, harus ada komitmen antara pemerintah. Tapi untuk waktu jangka panjang kita belum tahu [pasti] ke arab roadmapnya tahun berapa karena kita masih menunggu," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper