Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank DKI melaporkan mengantongi laba Rp939 miliar sepanjang 2022, naik 29,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian pertumbuhan laba tahun lalu ini tercatat di atas compounded annual growth rate (CAGR) 2020–2022, yakni sebesar 27,18 persen.
Laba bank pembangunan daerah (BPD) ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp2,93 triliun, naik 8,92 persen yoy. Selaras dengan itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank turun 114 basis poin (bps) menjadi 78,19 persen.
Selain itu, bank juga didukung oleh beban dana (cost of fund/CoF) yang turun 23 bps menjadi 2,65 persen. Bila dibandingkan dengan posisi 2020, CoF bank turun 163 bps.
Sementara itu, Bank DKI membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp48,37 triliun, naik 23,53 persen yoy. Capaian ini juga tercatat di atas CAGR periode 2020–2022.
Pertumbuhan kredit bank yang berbasis di Ibu Kota ini mendorong aset menjadi Rp78,88 triliun, naik 11,51 persen yoy.
Adapun bila dirinci, kredit konsumer berkontribusi paling tinggi terhadap kinerja intermediasi bank atau sebesar 40,9 persen dari total penyaluran dana.
Baca Juga
Secara persentase pertumbuhan, kredit sindikasi dan kredit menengah tercatat naik paling tinggi. Secara berurutan, masing-masing, tumbuh 70,29 persen yoy dan 67,28 persen yoy.
Bank DKI pada 2022 juga mencatatkan perbaikan kualitas aset. Bank menutup tahun lalu dengan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross 1,75 persen, turun 123 basis poin (bps) dan rasio NPL net turun 10 bps menjadi 0,27 persen.
Selanjutnya dari sisi penggalangan dana pihak ketiga (DPK), bank meraup Rp65,1 triliun, naik 12,82 persen yoy. Likuiditas bank terpantau sangat longgar dengan rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 74,3 persen.