Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chatib Basri Ungkap Kunci Sukses Bank Hadapi Tren Suku Bunga Tinggi

Komisaris Utama Bank Mandiri (BMRI) Chatib Basri mengungkapkan hal yang akan menjadi kunci sukses bank untuk menghadapi tren suku bunga acuan tinggi.
Komisaris Utama PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang juga Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri./FB Sri Mulyani
Komisaris Utama PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang juga Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri./FB Sri Mulyani

Bisnis.com, JAKARTA – Komisaris Utama PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang juga Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri mengungkap kunci sukses perbankan dalam menghadapi tren suku bunga acuan yang tinggi sepanjang 2023. 

Dia mengatakan bahwa tahun ini menjadi periode sulit bagi perbankan seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Untuk itu, yang menjadi kunci dalam menghadapi tantangan itu adalah biaya dana atau cost of fund.

"Tahun ini bukan periode yang mudah bagi bank, saat interest rate mengalami peningkatan, maka kuncinya adalah siapa yang bisa menjaga cost of fund relatif murah," katanya dalam acara Global Islamic Finance Summit (GIFS) pada Rabu (15/2/2023).

Biaya dana sendiri merupakan tingkat bunga atau biaya yang harus dibayarkan oleh bank atas dana yang mereka gunakan dalam bisnisnya. Di tengah tren suku bunga acuan yang tinggi, biaya dana ini dikhawatirkan akan membengkak.

Sementara, BI telah menaikan suku bunga acuannya secara beruntun sejak Agustus 2022 lalu. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) awal bulan lalu, BI juga telah memutuskan untuk kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.

Hari ini (16/3/2023), BI juga akan menggelar RDG dan memutuskan suku bunga acuannya.

Chatib Basri sendiri menyebut bahwa di tengah kondisi tersebut, perbankan syariah yang diunggulkan. Dia mengungkapkan ada dua faktor yang membuat perbankan syariah lebih unggul. 

"Karena dia punya ruang struktur produk dan religius believe yang memungkinkan struktur biaya dana relatif murah," ucapnya.

Kinerja Perbankan

Sebelumnya, sejumlah bank tercatat mengalami penurunan biaya dana pada 2022. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) misalnya mencatatkan penurunan rasio rasio biaya dana dari 2,03 persen pada 2021 menjadi 1,62 persen pada 2022.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa pada tahun ini perseroan optimis mampu menjaga kinerjanya di tengah berbagai tantangan.

"Kita bisa melewati berbagai tantangan yang tidak mudah, apalagi kondisi ekonomi global yang menantang. Fundamental yang solid dan kinerja impresif, ini jadi modal penting pada 2023," ujarnya.

Begitu juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang mencatatkan penurunan biaya dana dari 2,36 persen pada 2021 menjadi 2,06 persen pada 2022.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa biaya dana itu bisa turun karena BRI gencar menggenjot dana murah atau current account savings account (CASA). Porsi CASA di BRI mencapai 66,7 persen.

Sunarso juga mengatakan bahwa menyusutnya cost of fund itu membuat perseroan semakin efisien. Sementara, efisiensi menjadi salah satu kunci BRI dalam meraup laba.

BBRI sendiri telah membukukan laba bersih Rp51,4 triliun sepanjang 2022, atau melesat 67,15 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper